EX-BOYFRIEND LIST

Main cast: Kim Soeun – Ji Changwook

Support

Go Ara – Shin Sekyung

Yoo Seungho – Seo Kangjoon

Hong Jonghyun – Jeon Hyebin – Kim Woobin

 

Genre : Friendship- Romance

Lenght : Chaptered

Disclaimer: This fanfiction is made by author of this wordpress .Please dont do plagiarsm , get my permission to reupload ! Thankyou so much

Note : Annyeonghaseyo ~ Author kembali dengan new project bertabur cogan. Ini ff pertama author memasukan Ji Changwook sebagai main cast karena habis nonton drama nya doi dan bolelah dia di pairingkan dengan Soeun. Well, semoga kalian suka ya~ jangan lupa untuk selalu koment ,saran,dan kritiknya. Happy reading chingudeul ^^

Posterfix

======================================================================

 

CHAPTER 1


KEHIDUPAN YANG MENYEBALKAN

 

 

Beberapa orang menjalani hidupnya dengan sangat santai. Beberapa orang menjalani hidupnya dengan sangat mudah, mereka tidak perlu berdarah, berkeringat, ataupun menarik nafas panjang demi memikirkan apa yang akan dimakan dihari esok. Mereka tidak pelu dibuat cemas saat tidur, teringat akan setumpuk pekerjaan yang tidak mau enyah dari pikiran dan menunggu untuk segera di selesaikan. Beberapa orang..

Ahjussi! Ahjussi! Tunggu Ahjussi!”

Beberapa orang harus berlari dengan keras demi mengejar tujuan, tak peduli dengan kakinya yang terasa lecet maupun sakit.

Gamsahamnida Ahjussi”

Beberapa orang harus berdesakan dengan orang lainnya demi mendapatkan sesuatu, harus saling menyikut, saling mendorong dan mempertahankan posisinya masing-masing agar tidak ada satupun yang bisa menggantikan tempat dimana seharusnya dia berdiri .

Dan aku rasanya muak, setiap hari begini . Aaaish jinjja! aku ingin duduk”

Kim Soeun mengeluh akan dirinya yang harus berdiri di dalam bis pagi yang penuh dan sesak oleh orang-orang yang hendak pergi ke kantor, ke sekolah, ataupun ke tempat lainnya . Tak ada satupun bangku yang kosong, dan herannya meskipun tertera jelas peringatan bahwa bangku bis di prioritaskan untuk wanita dan lansia namun tetap saja ada beberapa orang laki-laki yang sengaja menutup mata dan membiarkan para wanita berdiri .

mereka bahkan tidak pantas di sebut laki-laki, cih”

Soeun mendecakan lidah dengan kesal setelah melihat bangku di sampingnya di isi oleh laki-laki yang sibuk dengan ponselnya. Tapi, hal seperti ini memang tidak aneh apalagi ini merupakan sebuah resiko bagi orang yang tertinggal bis, siapa cepat dia dapat.

Good morning, seungho-ya! Jangan lupa sarapan sebelum kerja, ku harap ini adalah hari yang baik untukmu . Ah~ jangan terlalu stress ya? Fighting, saranghae”

Senyuman kecil kemudian muncul setelah Soeun mengirimi pesan teks untuk Yoo Seungho-Kekasihnya yang baru saja 2 bulan ini resmi menjalin hubungan dengannya- dengan sebelah tangan yang berpegangan agar tidak jatuh Soeun bahkan masih menyempatkan diri untuk mengirimi pesan manis seperti itu . Ia kemudian memasukan ponselnya ke dalam saku karena tahu mungkin Seungho tidak akan sempat membalas pesannya, lagi pula ini sudah masuk jam kerjanya .

“Ckiiiiiiiiiiiiiiiiiiit”

Tiba-tiba bis berhenti dan membuat semua orang yang berdiri menjadi kesulitan, mereka hampir jatuh jika saja tidak berpegangan dengan kuat . Dan secara tak sengaja Soeun menabrak seorang murid pelajar yang juga berdiri di depannya .

“Aishh!”

Tatapan sinis didapatkan oleh Soeun saat gadis berseragam itu merasa jengkel karena tersenggol oleh badan Soeun .

Mian mian , aku tidak sengaja—“  Kalimatnya lalu berhenti, Soeun kemudian berpikir ulang kenapa harus dirinya yang meminta maaf? Lagipula ini bukan kesalahannya .

Cih, buat apa kau sekolah jika tidak tahu sopan santun? Auugh! Ingin ku tarik saja rambutnya . Moral anak anak jaman sekarang memang keterlaluan”

Dan pagi ini terlalu banyak keluhan yang keluar dari mulut Soeun . Harinya dimulai dengan tidak baik, bangun terlambat, berlari mengejar bis, berdiri sepanjang jalan dan di pertemukan dengan orang-orang yang sangat menyebalkan . Padahal ia sendiri yang mendoakan agar Seungho menjalani hari yang menyenangkan hari ini, ia lupa berdoa untuk dirinya sendiri.

Terlambat 10 menit Soeun buru-buru mengganti sepatu sportnya dengan sepatu pentopel hitam yang selalu ia gunakan untuk bekerja, dengan cepat setelah mengunci lokernya Soeun berlari menuju tempat dimana dirinya harus berdiri dengan tegap dan memamerkan senyumannya pada setiap pelanggan yang datang .

Selamat Datang, silahkan”  Apapun yang membuatnya jengkel dan kesal pagi ini, ia dilarang keras menunjukan wajah sedih , marah , atau apapun itu . Senyuman dan keramahan adalah nomor 1. Semua orang tahu, Seorang pramuniaga harus melakukan itu agar tetap bisa bertahan .

soeun senyum

 

 

Tak ada yang menjamin setelah lulus kuliah,kau akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang kau harapkan . Rasanya, setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan saja sudah sangat bersyukur, apalagi di kota yang penuh dengan persaingan ini .

 

        Sudah 2 Tahun semenjak kelulusan kuliahnya, Soeun bekerja sebagai pramuniaga di salah satu Store besar yang menjual baju, tas, dan sepatu bermerk kelas atas . Barang-barang yang dijual disini bukanlah barang palsu dan murah, jadi semua pegawainya di tuntut untuk selalu professional . Apalagi pelanggan yang datang bukanlah orang-orang biasa . Kebanyakan dari mereka adalah istri dari konglomerat, anggota dewan , atau wanita-wanita simpanan orang kaya dan semacamnya . Mereka seperti tidak pernah merasa menyesal menghabiskan jutaan dollar untuk mendapatkan sebuah tas kecil yang bermerek.

Sudah tidak aneh lagi bila kakinya terasa pegal karena harus berdiri seharian, bahkan terkadang juga dibuat sangat sibuk mengecek dan mengambil barang di gudang. Meskipun lelah namun Soeun masih tetap harus tersenyum di hadapan pelanggan . Tak jarang juga pelanggan yang melaukan complain dengan memaki, merendahkan, menyentak, dan Soeun sudah terbiasa dengan semuanya itu .  Resiko menjadi pegawai memang seperti itu .

eoh, eomma aku sedang memilih hadiah ulang tahun untuk mu! Arasseo kau pasti sangat senang, lihat saja”

 

Mata Soeun menuju ID Card yang mengalung pada pelanggan yang sedang memilih tas yang di pajang di depan . Wanita itu terlihat sangat bahagia, memilih barang mahal untuk ibunya .

 

“Ini model terbaru,warna nya juga elegan dan tidak terlalu mencolok pasti akan sangat cocok digunakan oleh ibumu” Soeun menawarkan product keluaran terbaru, lengkap dengan nada bicara lembut dan senyuman di bibirnya .

ah jinjja? kalau begitu aku pilih yang ini”

ne”

Soeun lalu memberikan tas itu ke kasir, membiarkan kasir melakukan tugas berikutnya . Ia lalu menarik nafas panjang dan menatap ke arah wanita yang tengah melakukan transasksi di kasir .

Menjadi wanita karir adalah cita-citaku sedari dulu, aku kuliah untuk mendapatkan hal itu . Rasanya pasti menyenangkan bekerja di perusahaan benefit, di gedung yang menjulang tinggi , memakai ID Card , dan juga memiliki meja kerja sendiri . Berhadapan dengan komputer dan setumpuk dokumen . Tapi, aku berakhir disini tak peduli seberapa kali aku mencoba melamar ke perusahaan besar . Tak ada satupun yang mau menerimaku

“Kim Soeun!”

ah , ne?”   Lamunan Soeun di buyarkan oleh seseorang yang memanggilnya

“Ikut aku ke ruanganku sekarang!”  Nada bicaranya terdengar menyentak dan membuat beberapa pramuniaga lainnya melirik ke arah Soeun yang di panggil oleh Manajernya itu . Dengan senyuman Soeun lalu berjalan membuntuti Manajernya, masuk ke dalam ruangan kerjanya yang kini di tutup rapat .

Terlihat nama Seo Kangjoon di meja dan kedua bola matanya mengarah pada Soeun yang menunjukan senyuman tanpa dosa.

“Ku dengar kau terlambat 10 menit hari ini”  Mata Kangjoon masih mengawasi Soeun

 

“Aaaaah ne! aku terlambat hari ini karena aku salam men set alarm,jaesonghamida”

        “kau nonton series apalagi semalam? Berapa episode?” Tanya Kangjoon

kangjoon tatap soeun

Keunyang—4 Episode” Jawab Soeun sembari mengingat kembali

mwo?! Dari jam berapa kau nonton?”

Molla aku lupa, yang pasti jam 5 Pagi aku baru tidur”

“Good job!” Kangjoon lalu memukul kening Soeun dan menggelengkan kepalanya .

Jangan aneh, dia memang seperti itu . Meskipun dia Manajer di tempat kerja tapi dia tetap teman terbaikku . Aku bahkan tidak pernah takut saat dia memperingatiku saat aku datang terlambat , semuanya bisa di urus .

        Soeun dan Kangjoon sudah berteman lama sekali, sejak mereka berada di kampus yang sama meskipun di kelas dan tingkatan yang berbeda . Saat pertama masuk kuliah, Kangjoon merupakan senior Soeun dan mereka berteman baik hingga hari ini . Ia bahkan membantu Soeun agar mendapatkan pekerjaan disini ketika Soeun sudah hampir menyerah soal sulitnya melamar pekerjaan .

“Jangan telat lagi, aku bisa memberikanmu surat peringatan” Kangjoon lalu berjalan menuju meja nya dan membuka laci terlihat seperti ingin mengambil sesuatu

ne ne ne , aku tidak akan terlambat 10 menit lagi”

“Ya! 1 menitpun tidak boleh” Sentak Kangjoon

arasso” Soeun mengangguk dengan polos .

“Minum ini, kau pasti lelah mengejar bis”

Sebotol vitamin sudah diberikan Kangjoon pada Soeun, ia lalu tersenyum melihat Soeun meminum vitaminnya itu .

Pekerjaanku memang melelahkan, dan sangat tidak menyenangkan tapi setidaknya aku bersyukur karena masih bisa mengisi hariku dengan sebuah aktivitas dan yang pasti, aku berada dengan orang yang baik . Seorang teman yang peduli dan memperlakukan aku dengan sangat baik .

***

Incheon International Airport

Orang-orang terlihat begitu sibuk, berjalan kesana kemari dengan koper mereka.

“Anakku! Eomma sangat rindu, kau kenapa jadi kurus begini? Aiiishhhhhh sini peluk eomma”

“Drama sekali,ckck”

Ji Changwook dengan tatapan sinis nya ia menggelengkan kepala setelah menyaksikan seorang ibu dan anak yang berpelukan di bandara . Dengan cepat ia membawa langkah kakinya menuju halaman depan bandara dan mengedarkan pandangannya ke sekitar . Matanya beralih pada jam tangan silver yang digunakanya .

“Bagus sekali” Ucapnya lalu kemudian menarik nafas panjang .

changwook airport

Selang beberapa detik sebuah mobil hitam kemudian menepi tepat di depannya , seseorang yang menggunaan pakaian formal kemudian keluar dari dalam dan menghampiri Ji Changwook dan memberinya salam penghormatan .

“Selamat datang kembali di korea, apakah perjalananmu menyenangkan?” Pria yang terlihat lebih tua darinya itu menyapa dengan ramah

“Siapa namamu?”

ne? ah iya, aku Han Jeongeun sekertaris Vannel Fashion korea . Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu”

“Aaah geurae? Sebaiknya sebelum kau mengenalkan diri, kau melakukan sesuatu yang lain” Ucap Changwook dengan nada menyindir

ne? apa itu?”

Aigoo kau bahkan tidak tahu kesalahanmu”

Mereka lalu sama-sama terdiam, sekertaris itu terlihat kebingungan sementara Changwook memberikan waktu untuk berpikir atas kesalahannya .

Jaesonghamnida—“

“geurae! Kau memang seharusnya minta maaf”  Changwook menggelengkan kepalanya lagi

“Maksudnya—maaf, aku tidak tahu kesalahan ku apa”

What? Hahaha lucu sekali, kau ingin tahu kesalahanmu apa?” Selangkah lebih maju Changwook mendekati sekertaris itu dan memegang pundaknya lalu menatapnya dengan lekat .

N-ne”

Aku membuang 3 menit berhargaku untuk menunggu mu, kau tahu? Aku paling tidak suka orang yang tidak bisa on time”  Changwook tersenyum lalu menepuk pundak sekertaris itu .

jaesonghamnida, tadi dijalan macet jadi aku terlambat”

“Sudahlah, aku tidak mau lebih banyak lagi buang waktu”

 

 

Seseorang pernah berkata bahwa karakter manusia bergantung pada lingkungannya, bagaimana cara ia dibesarkan, dan seperti apa orang-orang disekitarnya. Seseorang lain juga berkata bahwa sifat dan karakter adalah pembawaan sejak lahir . Ji Cangwook memang begitu, ia terlahir sebagai sosok yang perfeksionis. Sedikitpun ia tak pernah ingin melakukan kesalahan, jikapun ada maka dengan cepat ia akan mengatasinya . Ia benci dengan orang- orang yang tidak bisa menepati janji, dan juga tidak bisa menghargai waktu . Kebersihan adalah hal pertama yang paling ia perhatikan, bahkan dalam sehari ia harus mencuci tangannya sampai 10 x dan tak pernah lepas dari sapu tangan yang selalu ia bawa kemanapun .

Setelah menyelesaikan study nya di Oxford, ia kembali ke korea untuk mengurusi bisnis yang dirintis oleh orang tuanya di bidang Fashion . Bisnis yang berkembang dengan sangat pesat , bahkan di paris dan Inggris brand ini sudah sangat banyak di kenal . Sebagi anak satu-satunya mau tidak mau Changwook harus membantu kedua orang tuanya yang mati-matian mengembangkan bisnis ini .

ne abeoji, aku sedang dalam perjalanan menuju store” Changwoo duduk dengan manis di bangku belakang, membiarkan sekertaris itu mengendarai mobil

kenapa tidak besok saja? Kau harus istirahat”

“gwaenchana, aku hanya penasaran bagaimana bentuk Store di korea hanya mengecek saja setelah itu aku akan segera ke apartemen”

arasso, kabari saja jika kau butuh sesuatu ya”

“ne abeoji, ah matta! Abeoji kau tidak berencana untuk mencari sekertaris baru?” Seketika itu , mata Han jeongeun langsung mengarah pada spion atas dan Changwook terlihat serius ketika berbicara soal itu .

memang nya kenapa? Dia melakukan kesalahan?”

“Cogeum—kalau sekali lagi dia mengulanginya ku sarankan abeoji mencari yang baru saja. Eoh arasso, sampai nanti”

 

Sambungan kemudian terputus, Changwook kembali menaruh ponselnya di salam saku jas nya lalu melempar pandangan ke arah kaca mobil .

“Aku benar-benar minta maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi” Suara Han jeongeun kembali terdengar , Changwook lalu tertawa kecil

“Aku hanya bercanda, santai saja” Lanjut Changwook kemudian , Sekertaris itu kemudian bernafas lega

“Aku sudah berapa kali ya bercanda pada abeoji supaya memecat orang? Dan dia benar-benar melakukannya padahal aku Cuma bercanda”

Changwook terlihat seperti kembali mengingat apa yang sudah ia lakukan di masa lalu . Dan Han Jeongeun sangat dibuat kesal oleh sikapnya yang menyebalkan itu namun ia tidak ingin mengatakan apapun dan memilih untuk diam saja .

***

1 Jam waktu istirahat menjadi jam-jam yang paling berharga bagi Soeun, ia memanfaatkanya untuk mengisi perut karena harus bekerja hingga malam hari ia tak boleh membiarkan fisiknya lemah karena kurang makan . Di ruangan loker, tempat para karyawan biasa melakukan istirahat, Soeun mengunyah kimbab yang ia buat tadi pagi .

“Kudengar hari ini CEO yang baru datang dari Oxford” Teman kerjanya terdengar sedang bergossip, Soeun hanya fokus dengan makanannya

“bukankah besok?” Tanggap temannya yang lain

“Hari ini , dia sedang di perjalanan kemari . Ku dengar dia masih sangat muda dan tampan, dia baru selesai s2 di inggris! Whoaaaa keren sekali kan?”

jinjja? apa dia benar-benar tampan?”

Mereka terlihat sangat antusias membicarakan soal kedatangan CEO yang baru, Soeun kembali mendecakan lidahnya dan hal itu membuat kedua temannya memandang ke arah Soeun .

“Kenapa responmu begitu?” Tanya temannya

“Lagipula jika memang benar dia tampan, masih muda, dan kaya raya . Kau pikir namja seperti itu mau bersanding dengan kita? Eyyy ayolah sadar posisi” Ucapan Soeun membuat kedua temannya seperti tidak terima, mereka lalu memilih untuk meninggalkan Soeun .

Dunia ini tidak seindah cerita cinderrela, kau bisa berkencan dengan pria tampan dan kaya raya sementara dirimu hanyalah orang biasa . Bukankah rasa lucu, berharap mendapatkan emas yang berkilau sedangkan kau berada di kolam lumpur?

Soeun-ah! Cepat cepat selesaikan makanmu! CEO nya sudah datang, semuanya harus berkumpul dan menyambut dia! Cepaaat!” Salah satu temannya kemudian kembali dan membuat Soeun terkejut, dengan cepat Soeun menelan kimbab nya yang bahan belum selesai ia habiskan .

“Store nya lumayan besar” Komentar Ji Changwook setelah ia turun dari mobil dan memperhatikan dari depan bangunan Storenya . Ia kemudian berjalan dan memasuki area Store , terlihat seluruh pegawai dan karyawan yang berdiri dan menyambutnya dengan hormat .

“Selamat datang daepyeonim, aku Seo Kangjoon Manajger store ini Senang bertemu denganmu”

Kangjoon menjadi yang pertama menyambut Changwook dan berjabat tangan dengannya , Changwook hanya tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya . Pandangannya masih memeriksa segala sudut store dan tata letaknya .

“Lihat-lihat lihat! Dia benar benar tampan”

“aaaah rasanya aku mau meleleh”

eoh, dia tampan—astaga! Apa yang aku lakukan”

Seperti gadis normal lainnya , Soeun juga berpendapat bahwa CEO barunya yang datang hari ini memang tampan . Dia punya tubuh tinggi dan bahu yang lebar, wajahnya terlihat sangat bersih dan rambutnya yang berkilau . Namun dengan cepat Soeun menyadarkan dirinya bahwa ia tidak boleh seperti itu dengan alasan hatinya sudah ada yang memiliki .

“Ini semua pramuniaga store ini” Kangjoon memperkenalkan 5 orang pramuniaga yang bekerja di store, termasuk Soeun yang berdiri dengan senyumannya. Mata Changwook langsung terarah pada Soeun ia mengangkat halisnya dan mengambil langkah maju lebih dekat pada Soeun .

k-k-kenapa dia melihatku begitu?” Soeun lalu mulai merasa gugup dan mencoba untuk bersikap normal saat Changwook semakin mendekatinya .

“Kim—“ Matanya lalu memicing membaca name tag pada seragam Soeun

 

“Kim Soeun imnida!” Jawab Soeun dengan terburu-buru saat Changwook terlihat mengeja nama nya . Kangjoon dan pegawai lainnya terlihat dibuat kebingungan dengan apa yang Changwook lakukan saat ini .

“Kim—bap, sepertinya aku harus memanggilmu begitu” Ucap Changwook kemudian

ne?”

kau menyisakan nasi untuk makan malam nanti?” Soeun membulatkan matanya, ia segera mengusap dagunya dan menemukan sebutir nasi yang menempel disana . Pramuniaga lainnya terlihat menertawakan Soeun diam-diam, begitupula dengan Kangjoon ia berusaha menahan tawanya .

j-jaesonghamnida”  Soeun segera merunduk dan meminta maaf pada Changwook , wajahnya mulai memerah karena malu sekarang .

“Sepertinya semua orang sudah tahu kalau pramuniaga adalah orang yang langsung berkomunikasi dengan konsumen, geuraesso berpenampilanlah dengan baik” Changwook tersenyum dan menepuk bahu Soeun , tapi bukan senyuman ramah . Terlihat lebih seperti orang yang sangat menyebalkan . Ia kemudian melanjutkan langkah kakinya melihat-lihat seluruh product yang ada dan dipajang .

“Ini semua product lama, kenapa masih disini?” Tanya Changwook setelah menunjuk beberapa sepatu

“Ah begini, product itu belum terlalu lama dan masih sangat bagus jadi—“

“Singkirkan ini , besok aku tidak mau melihatnya lagi disini” Perintahnya

ne daepyeonim”

“Dan aku tidak segan untuk menyingkirkan apapun yang menghalangi pemandangan mata, arasso?”

Kunjungannya selesai, Changwook kemudian keluar dari store dan kepergiannya membuat semua orang bisa bernafas dengan lega . Para Pramuniaga kemudian ramai membicarakan Changwook yang memang tampan namun kepribadiannya memberikan kesan pertama yang sangat tidak menyenangkan .

Bertambah lagi satu hal yang menyebalkan dalam hidupku, lengkap!

 

***

        Sebuah apartemen kelas atas, dengan ukuran yang sangat luas menjadi tempat tinggal Changwook sekarang . Ia menatap dengan nanar ruangan kosong itu, terlihat rapi karena ia meminta petugas untuk membersihkannya sebelum ia datang. Dengan perlahan ia menyeret kopernya dan menaruhnya di sofa . Ruangan yang sangat luas untuk seseorang yang tinggal sendirian . Kedua orang tuanya masih berada di luar negeri sehingga ia harus tinggal sebatang kara di korea, lagipula keputusannya untuk kembali ke korea adalah murni keingannya .

Dari dalam kopernya Changwook mengeluarkan sebuah bingkai foto berukuran 4R . Terlihat portet dirinya bersama seorang perempuan yang tersenyum dan merangkul bahunya .  Di bingkainya terlihat tulisan watermark yang mulai memudar “Changwook & hyebin” . Helaan nafas terdengar, Changwook kemudian menaruh bingkai foto itu di sofa dan mulai membuka laptopnya kembali mengecek email yang penuh dengan spam, juga kotak masuk dari beberapa temannya di Australia .

Dan dari sekian banyaknya email yang masuk ini, dengan bodoh aku selalu berharap membaca namamu di dalamnya meskipun hanya satu pesan tapi aku sangat berharap akan hal itu 

Ia kembali melihat email-email yang sudah dikirimnya pada Hyebin, kekasihnya yang tiba-tiba menghilang dan tak pernah lagi memberinya kabar sejak 1 tahun yang lalu . Hubungan mereka baik-baik saja, Hyebin bahkan berjanji akan menunggu Changwook kembali ke korea tapi tiba-tiba ia menghilang dan Changwook sama sekali tidak pernah bisa lagi menghubunginya .

Aku sudah kembali ke korea, Hyebin-ah aku sangat berharap kau menyambutku di bandara . Keundae, hal itu sangat tidak mungkin kan?”

Pesan terakhir yang dikirimnya membuat Changwoo kembali menarik nafas panjang, ia lalu menghembuskannya perlahan dan menutup laptopnya . Juga menutup matanya untuk sejenak dan beristirahat dari segala hal yang membuat kepalanya begit berat .

***

Shin Sekyung terlihat sangat bersemangat, ia hari ini baru saja mendapatkan pelanggan baru yang berencana akan membeli unit apartemen . Pekerjaannya adalah sebagai marketing , dan apabila ia berhasil menjual 1 unit maka Sekyung akan mendapatkan keuntungan 10% dari hasil penjualannya . Ia pulang dengan penuh senyum riang , bahkan membawa banyak makanan untuk kedua temannya , Soeun dan juga Go Ara .

Ara : “Makan apa malam ini?

        Sekyung : “Sundae, pizza , chiken, cola! Semua sudah siap, kalian cepat pulanglah”

        Soeun : “Heol daebak! Kau kan belum gajian, kau traktir semuanya?”

        Ara : “Sepertinya dia baru saja dapat jackpot”

        Sekyung : “Eiy makanya cepat pulang akan ku ceritakan semuanya kkkk”

Go Ara kemudian cepat-cepat berkemas ia sudah tidak sabar untuk pulang dan makan bersama teman – teman nya . Sebagai orang yang sama sama mengadu nasib di Seoul, mereka tinggal dan menyewa satu rumah yang sama dengan biaya yang dibagi sama rata . Sudah hampir 2 tahun ini Ara , Sekyung dan juga Soeun tinggal satu rumah dan mereka sudah seperti keluarga , saat keluarga yang sebenarnya berada jauh di luar kota .

Noona ,kau mau pulang?”  Ara adalah seorang koreografer di sebuah agency yang memang tidak terlalu besar namanya, tapi gajinya lumayan dan ia menikmati pekerjaan itu .  Salah satu trainee kini berjalan mendekatinya setelah mereka selesai latihan dance

kimmin

 

Eoh, aku pulang dulu ya!” Ucap Ara dengan semangat

Noona, ini untukmu terimakasih untuk hari ini” Trainee itu lalu memberikan Ara sebotol minuman , dan dengan senyuman Ara menerimanya ia kemudian bergegas untuk pulang .

***

Langit sudah tidak lagi biru, awan-awan putih terlihat berganti dengan bintang-bintang yang bertaburan . Lengkap dengan angin malam yang berhembus sedikit lebih kencang dari biasanya . Soeun baru saja menyelesaikan pekerjaanya hari ini, ia tidak lagi memakai pentopel dan berdiri di depan Storenya . Setelah menutup Grup chat dengan teman-teman kontrakannya , ia segera membuka lagi kolom Chatnya dengan Seungho .

apa dia sangat sibuk?”

Pesan yang dikirimkan tadi pagi bahkan belum dibacanya sama sekali, Soeun bertanya-tanya soal apa yang sedang Seungho lakukan sekarang . Biasanya Seungho selalu menyempatkan waktu untuk menjemput dan mengantar Soeun pulang, tapi akhir-akhir ini ia menjadi semakin sibuk bahkan sudah jarang berkomunikasi dengan Soeun .

Seungho-ya , aku sudah selesai kerja . Apa kau masih kerja?”

5 Menit berlalu dan Seungho sama sekali belum membaca pesannya, Soeun lalu kembali mengetik di kolom Chat .

Apa kau bisa jemput aku?”

        “Ah aniya—“  Ia kembali menghapus pesan yang di ketiknya, dan mengurungkan niat untuk meminta Seungho menjemputnya .

Aku bukan perempuan yang manja, yang harus setiap saat diantar pulang oleh siapapun . Tidak, aku bukan tipe perempuan yang begitu . Aku sangat mandiri, aku bisa melakukan apapun sendirian . Sungguh , aku tidak bohong . Bahkan ibuku sering mengomel karena aku terlalu nekat berpergian sendirain . Seperti ketika aku pertama kali datang ke Seoul dan mempertaruhkan nasibku disini, tidak apa aku sudah terbiasa berjalan sendirian . Tapi kali ini, aku benar-benar merindukannya, aku ingin bertemu dengannya, aku ingin melihat wajahnya dan menghilangkan semua lelahku di pundaknya . Yoo Seungho, aku sangat merindukanmu

 

        “Soeun-ah, kau tidak pulang?” Seo Kangjoon kemudian menepikan mobilnya dan menurunkan kacanya melihat ke arah Soeun yang malah melamun di depan store yang sudah tutup .

“Aaah aku—“

“Seungho akan menjemputmu?” Tanya Kangjoon, Soeun kemudian diam ia tak yakin Seungho akan datang malam ini.

Aniya dia sangat sibuk” Soeun segera berjalan masuk ke dalam mobil Kangjoon dan memutuskan untuk tidak menunggu Seungho lagi.

keundae Oppa, kau kan sangat sibuk pekerjaanmu sangat banyak” Soeun memulai pembicaraan ketika mobil sudah mulai melaju

eoh, wae?”

        “Apakah kau ada waktu untuk kencan, atau sekedar menghubungi yeojachingu mu?” Soeun menoleh seakan menantikan jawaban yang akan diberikan Kangjoon .

“Hmm ketika benar-benar sibuk mungkin aku tidak bisa melakukannya, tapi saat aku ada waktu luang ya aku usahakan untuk menghubunginya” Jawab Kangjoon

“Benarkan? Lagipula tidak mungkin kan dari bangun tidur sampai tidur lagi kau dibuat sibuk, pasti ada waktu luang meskipun sedikit saja” Soeun terlihat menganggukan kepalanya sendiri dan berbicara sendiri .

waeyo? Sesuatu terjadi?”  Sesekali Kangjoon menoleh memperhatikan wajah Soeun

Molla aku hanya merasa kasihan pada diriku sendiri karena akhir-akhir ini Seungho terkesan mengabaikanku, aku tahu dia sibuk bekerja tapi sampai berhari hari dia menghilang tidak menghubungiku . Disisi lain aku juga tidak mau mengganggunya, tapi semua ini membuat aku merasa tidak dihargai keberadaanya ah molla molla”

Soeun terlihat frustasi dan mengacak rambutnya dengan kesal, ia kemudian bersender di bangku sambil menatap dengan pasrah ke arah depan .

“Tunggu saja dulu,mungkin dia memang sibuk atau kalau ada waktu kau bicara baik-baik denganya”

eoh, aku akan bicara dengannya nanti”

 

Bukan hal yang aneh bagi Kangjoon saat mendengar Soeun mengeluh soal apapun itu, mereka sudah terbiasa berbagi cerita satu sama lain sejak dulu . Tak jarang Kangjoon memberikan saran dan nasihat pada Soeun pada setiap masalah yang dihadapinya , Soeun selalu menceritakan apapun pada Kangjoon .

***

Dari luar rumah terdengar suara televisi dan juga Ara serta Sekyung yang tengah tertawa . Soeun lalu tersenyum dan bergegas melepaskan sepatunya, berlari ke arah dua temannya yang sedang menikmati makan malam .

“Pizza pizza pizza!” Ucap Soeun dengan semangat, ia lalu melempar tas nya ke sembarang tempat dan langsung menyambar Pizza yang tinggal beberapa slice lagi .

“Aigoo cuci tangan dulu!” Sekyung memukul bahu Soeun namun ia sudah terlanjur memakan pizza nya dan Soeun hanya memerkan senyuman lebarnya

“Ada kabar bagus apa? Ceritakan padaku” Tanya Soeun sambil mengunyah pizza nya

Ah matta! Hari ini sepasang orang mau membeli apartemen, sepertinya mereka baru mau menikah dan bilang sudah cocok dengan apartemennya . Kau tahu kan aku akan dapat 10% dari hasil penjualan!” Sekyung menceritakannya dengan penuh semangat

Daebak! Jinjjayo? Jangan lupa beli makanan yang banyak lagi eoh” Ara terlihat lebih bersemangat

Whoaaa chukkaeyo!” Soeun menepuk tangannya dan tersenyum , ia juga merasa bahagia ketika temannya mendapatkan kabar yang baik .

“Aku sudah berencana untuk liburan ke Nami!” Sekyung tersenyum lagi

“Kau akan meninggalkan kita?” Ara terlihat kecewa

Aniya, aku akan mengajak kalian dan akomodasi aku yang tanggung!!”

“Whoaaaaaa choa choa choa!”

 

Soeun dan ara terlihat sangat antuasias, mereka tidak sabar untuk merencakan liburan bersama lagi . Terakhir kali mereka pergi liburan adalah saat pertama kali Soeun mengenalkan Seungho pada Arad an Sekyung , saat itu Seungho mengajak Soeun pergi liburan ke jeju dan ia bahkan membayarkan tiket pesawat untuk Sekyung dan juga Ara .

“Rasanya senang dapat kabar baik, aku malah dapat hal menyebalkan hari ini” Soeun kembali teringat akan CEO baru nya

“Apa itu?” Tanya Sekyung

“Store ku kedatangan CEO baru, dan dia sangat sangat sangat menyebalkan” Soeun mulai bercerita dengan ekpressiv, Ia bahkan menirukan gaya bicara Changwook

“Hahaha, apa dia tampan?” Tanya Sekyung

“Hmmmm ya begitu” Jawab Soeun dengan sedikit malas

“Ey aku sudah bosan melihat namja namja tampan, di agency ku banyak sekali”

Ara seperti tidak tertarik lagi membicarakan soal pria tampan . Begit juga dengan Soeun, ketika ia sudah memiliki seseorang dalam hatinya pria tampan lainnya seakan tak lagi menjadi sesuatu yang menarik baginya.

“Setidaknya meskipun menyebalkan tapi kan dia tampan? Jadi ada sedikit pemandangan bagus di tempat kerjamu, dari pada di tempat kerjaku kebanyakan ahjussi” Keluh Sekyung , mereka lalu tertawa dan membicarakan hal lain lagi hingga larut malam . Saat lelah, teman adalah alternative terbaik dalam melepas penat . Meskipun suasana hatinya sedang buruk tapi saat mengobrol dengan teman-temannya Soeun merasa kembali hidup dan sejenak melupakan segala permasalahan yang mengganggu dirinya .

***

Setelah mengeringkan rambutnya dengan handuk, Soeun duduk di kursi meja rias nya dan menatap dirinya di cermin. Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat semakin jelas ketika wajahnya sudah tidak lagi di hiasi oleh make up . Akhir-akhir ini Soeun mengalami kesulitan tidur meskipun tubuhnya sangat lelah selepas bekerja,namun ia masih saja mengalami insomnia. Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, Soeun mengambil ponselnya dan mengecek kolom chatnya dengan Seungho.

“Belum di baca juga, apa dia sangat sibuk sampai tidak sempat mengecek ponsel?”

 

Soeun terus bermonolog, bertanya-tanya pada dirinya sendiri soal apa yang dilakukan Seungho sampai tidak bisa membalas bahkan membaca pesannya. Sebagai seorang artsitek, Seungho memang kerap kali dibuat sibuk oleh pekerjaanya . Bahkan tak jarang Seungho juga kehilangan jam tidurnya karena harus menyelesaikan rancangan bangunan yang diminta oleh kliennya. Dan sebagai kekasihnya Soeun selalu mencoba untuk mengerti kesibukan itu, dengan penuh perhatian Soeun selalu mencoba untuk menyemangati Seungho ketika ia benar-benar dibuat lelah oleh pekerjaanya.

Aku bukan tipe perempuan yang merengek, meminta kekasihnya untuk selalu datang menjamput. Untuk bertemu kapanpun ketika mau, atau untuk selalu chatting 24jam dari mulai membuka mata hingga kembali tidur. Tidak, aku bukan tipe perempuan yang seperti itu. Aku mengerti dan mencoba sangat mengerti ketika dia sangat sibuk. Meski begitu tetap saja,ada saatnya aku membutuhkan dia..

Layar ponsel lalu memunculkan nama Ibunya, Soeun segera menjawab panggilan itu.

eomma?”  Ucap Soeun setelah panggilan terhubung

“Soeun-ah! Kau belum tidur?”

        “eoh eomma, aku baru selesai mandi baru pulang kerja. Ada apa eomma kenapa belum tidur?”

“Aigoo kau bekerja sampai malam lagi? Eomma belum mengantuk, bogosippho Soeun-ah”

        Segurat senyum muncul di bibir Soeun ketika mendengar suara ibunya, sudah lama sekali dirinya tidak pulang ke Daegu dan tak bertemu dengan keluarganya.

nadu bogoshippo eomma, kalau aku dapat libur panjang aku akan pulang”

“arasso, kau jaga kesehatan ya. Bagaimana kabar Seungho?”  Untuk beberapa saat Soeun terdiam saat mendengar nama Seungho. Ia tidak tahu apakah dirinya harus menceritakan soal Seungho yang sudah jarang sekali menghubunginya atau tidak.

“Dia baik-baik saja, sedang sangat sibuk dengan pekerjaannya”

soeun tlp

tapi kalian masih suka bertemu kan?”

        “eoh, minggu ini aku akan bertemu dengannya eomma” Jawab Soeun

Baguslah, sampaikan salam eomma pada seungho ya. Yasudah eomma tidur dulu, jalja”

ne eomma, jaljayo”

Keheningan kembali terasa setelah sambungan panggilan jarak jauh itu terputus. Soeun menghela nafasnya, menaruh ponselnya di meja rias dan berjalan menuju jendela kamarnya . Ia membuka sedikit gordennya dan menatap ke arah langit malam yang ditemani bulan purnama yang bulat sempurna.

Bogoshippo, Seungho-ah” Gumam Soeun dalam hatinya.

 

Daegu, musim dingin Tahun lalu

 

Setelah resmi berpacaran Seungho berniat untuk pergi ke Daegu,kampung halaman Soeun dan tak lain adalah untuk bertemu dengan keluarganya disana . Awalnya Soeun menolak karena seumur hidupnya Ia tak pernah membawa seorang pria dan dikenalkan sebagai orang yang memiliki hubungan khusus dengannya. Meskipun sebelumnya juga pernah menjalin hubungan dengan orang lain, tapi Soeun tak sampai pada tahap mengenalkan pada keluarganya.

“Aku sedikit ragu, appa ku—bagaimana ya? Dia orang nya sedikit menyeramkan, aku takut dia memberikanmu respon yang kurang baik” Soeun memilih kata-kata untuk menyampaikan pada Seungho bahwa dirinya belum siap untuk membawa Seungho ke rumahnya

gwaenchana aku akan mengatasinya, aku akan mendapatkan hati appamu” Seungho tersenyum dan menenangkan Soeun yang masih kelihatan sangat ragu-ragu. Hingga waktunya tiba mereka benar-benar pergi ke Daegu, Soeun merasakan jantungnya berdebar dengan sangat cepat ketika orang tuanya sudah menyambut mereka di depan pintu rumah.

Annyeonghaseyo, Yoo Seungho imnida”  Seungho merunduk dengan sopan pada Ayah dan ibunya Soeun, ia menunjukan senyuman terbaiknya.

seunghho sen

“Aaaah ini yang namanya Seungho? Kau tampan sekali” Ibunya Seoun tersenyum dan menyambut Seungho dengan hangat, berbeda dengan Ayahnya yang lebih terkesan cuek dan tak mengatakan hal apapun .

ne, aaah? Terimakasih” Seungho menggaruk tengkuknya, Sementara Soeun sibuk dengan perasaan khawatirnya soal ayahnya yang belum memberikan respon apapun.

“Ayo masuk, diluar dingin” Ucap Ayahnya kemudian, ia masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Di dalam terlihat Yoojung –adik perempuan soeun- yang tengah menyiapkan makan siang, ia tersenyum pada Seungho yang baru masuk ke dalam bersama Soeun.

eonni!” Yoojung berlari kecil ke arah Soeun dan memeluk kakaknya itu

“Kenalkan, ini Seungho dan ini Kim Yoojung adikku”

“Yoojung imnida” Yoojung dan Seungho saling berjabat tangan dan tersenyum

“Kau cantik sekali” Puji Seungho

jinjja? Dengan eonni lebih cantik siapa?” Goda Yoojung, Soeun hanya tertawa kecil

“Hmmmm sulit untuk menjawabnya” Jawab Seungho dengan sedikit tawa

“Eiiiy, Sudah pasti lebih cantik aku benarkan eonni?”

        “eoh, terserah kau saja”

Mianhae, keundae Soeun yang lebih cantik untukku hahaha”

Canda tawapun terdengar, dengan mudah Seungho dapat menyesuaikan diri dengan keluarga Soeun. Meskipun suasananya sedikit canggung ketika makan siang bersama, namun begitu ia tetap masih bisa mengobrol dengan kedua orang tua Soeun dan perlahan-lahan mereka mulai menerima keberadaan Seungho.

“Kau yang pertama” Soeun tersenyum, bersama senja yang menemani mereka berjalan menuju sebuah bukit yang letaknya tak terlalu jauh dari pemukiman tempat Soeun tinggal . Dari atas bukit mereka bisa melihat matahari tenggelam, dan langit yang berubah warna menjadi sangat indah.

eoh?”  Seungho menoleh pada Soeun yang berjalan di sampingnya

“Biasanya aku berpacaran tanpa memberitahu orang tuaku, dan kau namja pertama yang aku bawa ke rumah. Chuakkaeyo!”  Soeun lalu bertepuk tangan dan membuat Seungho tersenyum, Seungho lalu menggenggam tangan Soeun.

Gomawo, sudah mengenalkan aku pada keluargamu. Aku harap, aku bisa menjadi bagian dari keluargamu”

Di puncak bukit mereka sudah sampai, angin mulai berhembus dan Soeun menikmati suasana indah itu. Tidak terlalu banyak orang disana, hanya beberapa yang juga sengaja datang kemari untuk menyaksikan pemandangan langit yang menguning.

“Aku sangat bahagia hari ini” Soeun tersenyum lagi menatap Seungho yang masih berdiri di sampingnya

nadu” Tanggap Seungho

keundae—aku juga takut” Lanjut Soeun, terlihat kekhawatiran di wajahnya

“Aku takut kebahagiaan ini akan berakhir, dan kau tiba-tiba pergi meninggalkanku”  .

Bukan pertama kalinya Soeun di buat bahagia, lalu tiba-tiba dibuat begitu sakit dengan berbagai alasan. Ia takut hal itu juga akan terjadi lagi padanya ketika dirinya sudah merasa sangat bahagia bersama Seungho kali ini.

Aniya, aku tidak akan pernah melakukan itu” Ucap Seungho

jinjja?” Tanya Soeun dengan mata memicing

eoh”

        “Aku tidak percaya, semuanya juga berkata begitu tapi pada akhirnya mereka pergi tanpa perasaan” Soeun membuang wajah, ia lebih ingin menatap matahari yang perlahan semakin tenggelam. Seungho lalu mengubah posisi, ia berdiri di belakang Soeun dan memeluknya.

“Aku mencintaimu, Kim Soeun. Kau bisa pegang janjiku, aku tidak akan pernah meninggalkanmu” Bisik Seungho dengan lembut, Soeun lalu tersenyum dan menggenggam tangan Seungho yang tengah melingkar dan memeluknya.

eoh, aku pegang janjimu!”

saranghae,Kim Soeun” Seungho kembali membisikan kalimat itu. Kalimat yang membuat Soeun menjadi lebih tenang saat ketakutan menghampirinya. Satu kata yang membuat Soeun merasa begitu istimewa, membuat Soeun merasa begitu diinginkan dan di sayangi. Seungho selalu berhasil membuatnya seperti itu, dan sekarang ketika hubungan mereka menjadi renggang Soeun selalu kembali mengingat janji yang diucapkan Seungho padanya. Janji untuk tidak akan pernah meninggalkan Soeun , dengan begitu Soeun bisa menjadi lebih tenang dan menyingkirkan segala pikiran negatifnya soal Seungho.

***

Hari pertamanya sebagai Direktur baru saja di mulai. Changwook mengawalinya dengan meminta laporan hasil kerja 1 bulan ke belakang pada Seo Kangjoon yang bertanggung jawab mengelola Vannel Store yang ada di korea.

Ah iya, Tolong katakan pada seluruh karyawan aku akan mengadakan Monthly meeting jadi mereka harus siap, termasuk kau”  Changwook menaruh laporan yang diberikan oleh Kangjoon padanya .

ne, daepyeonim”

“Dan juga aku sudah memesan product baru beberapa hari lagi akan datang, tolong di buatkan datanya” Lanjut Changwook

ne”

        “Lalu, simpan semua product yang sudah tidak update aku tidak mau melihatnya di pajang lagi”

ne”

Kangjoon mengangguk lagi dan juga tersenyum pada Changwook yang sedari tadi terus berbicara. Kemudian Changwook menyalakan komputernya

“Ah, kau bawa CV mu?” Tanya Changwook lagi

ne, ini CV ku” Kangjoon selangkah lebih maju menuju meja kerja Changwook dan memberikan CV yang dimintanya kemarin. Dokumen itu kemudian di baca oleh Changwook, Ia membenarkan posisi kacamatanya dan melihat dengan teliti.

Changwook baca CV Kangjoon

“Pengalaman kerjamu bagus juga” Komentar Changwook sambil menganggukan kepalanya, matanya lalu menuju pada rekam jejak pendidikan yang di tempuh oleh Kangjoon.

“Kau dari Universitas Kyungwon?” Tanya Changwook kemudian

ne, aku lulusan management bisnis Universitas Kyungwon. Ada apa daepyeonim?”

Changwook lalu terdiam, ia kembali teringat akan Jeon Hyebin yang juga kuliah di universitas yang sama dengan Kangjoon. Ketika kembali mendengar nama universitas itu, Changwook kembali teringat pada Hyebin yang hingga hari ini tidak ia ketahui kabarnya.

daepyeonim?” Kangjoon kembali menyadarkan lamunan Changwook

“ah? Kau boleh kembali” Setelah menaruh kembali CV milik Kangjoon, Changwook lalu mengalihkan perhatiannya pada komputernya. Kangjoon mengangguk lalu keluar dari ruangan Changwook untuk melanjutkan pekerjaanya.

Mata Changwook tertuju pada layar ponselnya, kini ia menatapi nama Hyebin di kontaknya dan kembali mencoba menghubungi nomor itu . Hasilnya masih tetap sama seperti 1 tahun terakhir, Hyebin tak bisa sama sekali dihubungi. Dan Changwook hanya bisa menghela nafas, memejamkan matanya sekejap dan bertanya Tanya sebenarnya apa yang tejadi pada Hyebin.

***

        “Aku sedang makan siang, kau sedang apa? Jangan sampai melewatkan makan siangmu ya, sesibuk apapun itu kau harus tetap makan”

        Sambil mengunyah bekal makan siangnya, Soeun kembali mengirimi pesan pada Seungho meskipun pesan yang kemarin sama sekali belum di bacanya. Beberapa detik kemudian lalu muncul tulisan “Read” Soeun tersenyum senang.

eoh, aku sudah makan siang”  Hanya itu balasan yang dikirimkan Seungho padanya. Soeun sedikit kecewa, ia lalu menaruh sumpitnya dan menggunakan kedua ibu jarinya untuk mengetik .

“Bagaimana pekerjaanmu? Ah iya, boleh aku meneleponmu sebentar saja?”

Nanti saja ya, aku sedang menyiapkan bahan untuk presentasi”

        “aaah begitu, yasudah semangat ya!”

Helaan nafas kembali terdengar, Soeun menaruh ponselnya dengan pasrah. Padahal ia hanya berniat untuk menyemangati Seungho dan menanyakan bagaimana kabarnya, ia sama sekali tidak berniat untuk mengganggu Seungho yang memang sibuk dengan pekerjaannya.

Aku tahu dia sibuk, aku tahu dia mungkin sedang berjuang dengan pekerjaannya. Tapi semakin hari, aku semakin merasa kehilangan dirinya. Ia bahkan sudah tak pernah lagi bertanya soal hariku, soal apa yang aku lakukan, soal bagaimana pekerjaanku, atau soal hal-hal kecil lainnya yang biasa selalu ia tanyakan saat dulu. Apa dia sudah tidak lagi peduli padaku?

***

Sekyung terus terusan menggerakan jarinya, menatapi layar ponselnya dan menanti panggilan masuk dari klien yang kemarin berjanji akan membeli 1 unit apartemen. Sudah jam 2 Siang dan klien itu sama sekali tidak datang sesuai dengan janji yang sudah mereka buat. Rasa cemas kini mulai menyelimutinya. Akhirnya Sekyung memutuskan untuk menghubungi klien itu dan memastikan hal yang sudah mereka sepakati.

ne? tidak jadi? Kenapa? Tapi kan—“

 

dia membatalkan pernikahannya! Aishh aku sedang pusing kenapa kau malah mendesakku?” Suara kliennya terdengar membentak , Sekyung sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya

“Tapi kan kita sudah buat perjanjian, kau bisa pikir ulang—“

sekyung nelpon klien

kau ini bagaimana? Aku bilang tidak jadi ya tidak jadi! Kau pikir aku mau tinggal di apartemen itu sendirian? Sudah jangan ganggu aku lagi!”

        “Ta-tapi— hallo? Hallo?”

Suara itu tidak lagi terdengar, Sekyung melihat panggilanya sudah terputus. Ia lalu duduk dengan lemas di kursi. Harapannya untuk mendapatkan keuntungan harus lenyap begitu saja.

***

Satu cup Frappelatte menemani Changwook yang tengah menunggu kehadiran teman lama nya. Ia sibuk memainkan ponselnya sebagai pengusir rasa bosan.

“Ji Changwook Hyung!” Seorang pria melambaikan tangan setelah masuk ke dalam coffe shop dan menemukan Changwook tengah duduk di sudut ruangan.

“Oh Seungwoo, Waaah sudah lama sekali ya” Changwook berdiri dari duduknya, tersenyum menyambut kedatangan Seungwoo teman lama nya. Mereka lalu duduk berhadapan dan berbincang satu sama lain, menanyakan kabar dan aktivitas apa yang tengah dilakukan.

“Hyung, kau berencana menetap di korea?” Tanya Seungwoo, setelah menyeruput chocochino nya

eoh ¸sepertinya begitu”

“Aish ku kira kau tidak akan kembali lagi ke korea”

“Tentu saja aku kembali” Changwook lalu terdiam untuk beberapa saat,dan dengan ragu menatap Seungwoo.

“Ah Seungwoo-ah , apa kau tahu kabar soal Hyebin?”

 

“Hyebin? Jeon Hyebin?”  Seungwoo kembali bertanya

eoh Jeon Hyebin” Changwook menganggukan kepalanya dan berharap mendapatkan sedikit informasi dari Seungwoo yang tidak lain adalah teman satu kelas Hyebin saat kuliah dulu.

“Kau masih berpacaran dengannya Hyung? Aku sudah tidak pernah dengar kabarnya lagi” Jawab Seungwoo

jinjja? ah begitu rupanya”

“Kau tidak berhubungan lagi dengannya?” Tanya Seungwoo lagi

changwook tanya hyebin

eoh, sudah 1 tahun terakhir dia menghilang dan tidak ada kabar”

“Ah matta, 1 tahun lalu juga ada reuni kampus tapi aku tidak melihat kehadiran Hyebin. Eiiy , aku bahkan jarang berkomunikasi dengan teman-teman kampusku . Setelah berpisah dan sibuk dengan kehidupan masing-masing memang biasanya begitu kan?”

Changwook mengangguk setuju, nampaknya harapan untuk menemukan Hyebin kembali sirna saat ia sama sekali mendapatkan informasi apapun. Bahkan dengan mengunjungi rumah yang dulu ditinggali Hyebin pun, sama sekali tidak mendapatkan hasil apapun. Changwook harus menelan bulat-bulat kenyataan bahwa Hyebin sulit ditemukan bahkan setelah ia kembali ke korea.

“Oppa!” Hyebin menepuk bahu Changwook, ia datang dengan senyuman lalu duduk di samping Changwook yang tengah membaca buku nya di bangku taman kampusnya.

 

“Hyebin-ah, kelas mu sudah selesai?”

eoh, Oppa sedang sibuk membaca?” Mata Hyebin melirik pada buku yang di pegang Changwook.

Gwaenchana , aku sudah selesai”

geureom ayo kita makan siang, aku suka menu di kampusmu kajja kajja”  Hyebin lalu menggandeng tangan Changwook dan membawanya berjalan, mereka sama-sama tersenyum. Dan lagi-lagi kenangan Soal Hyebin selalu mengganggunya, Changwook segera menggelengkan kepalanya dan menyadarkan dirinya dari lamunan itu , ia kembali mencoba untuk fokus mengendarai mobilnya untuk dapat selamat sampai tempat kerjanya.

***

Soeun menggerakan kakinya kecil, ia merasa dibuat kewalahan oleh seorang pelanggan labil yang sedari tadi begitu merepotkannya.

“Tapi ini warnanya terlalu mencolok, aku tidak suka” Pelanggan seumuran ibunya itu mengembalikan tas yang tadi di rekomendasikan oleh Soeun

ne” Soeun kembali menaruh tas itu pada posisi semula, dan kembali berjalan mengikuti langkah pelanggan tadi

“Bagaimana kalau yang ini? Desainnya aku suka” Pelanggan itu mengambil sebuah tas lain yang warna nya sama dengan tas yang baru saja Ia komentari

ne? Desainya memang bagus itu adalah product terbaru tapi warnanya—“

“Aku ambil yang ini saja”

“Ah ne, silahkan”  Soeun tersenyum dan membawa tas itu menuju kasir untuk melakukan proses pembayaran . Ia berusaha menahan rasa jengkelnya, dan tetap menunjukan senyuman ramah pada pelangganya .

Gamsahamnida, Hati-hati dijalan. Sampai berjumpa lagi” Soeun merunduk sopan dan membiarkan pelanggan itu keluar dari Store . Senyuman itu kemudian hilang, Soeun menggerutu pada dirinya sendiri . Pintu store kemudian terbuka dan kebetulan Ji Changwook baru saja masuk melangkah , ia mendapati Soeun tengah menggerutu .

“Ya Kimbab-ssi!” Soeun terkejut, saat melihat Changwook berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam

“Kenapa kau tidak tersenyum?”  Tanya Changwook

ne? mana mungkin, ini aku sedang tersenyum” Soeun menunjukan senyum lebarnya pada Changwook yang semakin mengamatinya .

“Jelas tadi kau tidak tersenyum, apa jadinya kalau pelanggan yang datang lalu kau tidak menyambutnya dengan senyuman” Changwook mulai mengomel

ne daepyeonim, aku akan tersenyum terus” Soeun masih menunjukan senyumannya

“Memang harus, itukan pekerjaanmu” Changwook lalu melenggang pergi, Soeun menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan sangat hati-hati tangannya lalu mengepal dan menatapi punggung Changwook dengan amat kesal.

aish menyebalkan! Sudah cukup kau memanggilku Kimbab, itu sudah sangat menyebalkan . Kenapa harus semakin menyebalkan?”

Kangjoon baru saja keluar dari ruangan kerjanya dan memberikan pengumuman pada seluruh pramuniaga nya agar tidak pulang selepas jam kerja selesai, mereka harus bekerja sama untuk menata dan mendata product-product baru yang nanti malam akan datang, ternyata lebih cepat dari pada dugaan.

***

Music di dalam studio latihan sudah dimatikan ketika Ara menyuruh seluruh Trainee untuk beristirahat selama 1 jam sebelum mereka melanjutkan latihannya. Besok adalah hari yang bersejarah karena mereka akan memulai debutnya. Ara menyenderkan punggungnya ke tembok dan memeriksa ponselnya, ia melihat Nama Sekyung muncul di Grup “Uri Jib”

Sekyung : “yedeura, kalian dimana aku butuh kalian”

                     “Aku sangat kacau hari ini, kapan kalian pulang?”

Ara segera menggerakan jemarinya untuk membalas pesan yang dikirimkan oleh Sekyung, nampaknya pesan itu dikirim sore hari dan sampai saat ini belum ada yang membalasnya.

ada apa? Mianhae aku akan pulang larut, besok trainee debut jadi aku harus latihan sampai malam di studio . Memang kenapa? Ada apa?”

        “Coach-nim” Seorang trainee pria menghampiri Ara, ia memberi Ara sekaleng minuman.

eoh Minjae-ah? Gomawo” Dengan senang hati Ara mengambil minuman yang diberikan pria yang lebih muda darinya itu, ia segera menaruh ponselnya dan meminumnya perlahan. Minjae terlihat memperhatikan Ara sambil tersenyum

Wae?”  Tanya Ara

“Besok setelah tampil di stage pertamaku, aku ingin menemuimu” ucap Minjae

“Ada apa?”

“Ada yang ingin aku katakan”

Mwoya katakan saja sekarang” Ara memukul bahu Minjae dengan tawanya

Aniya, aku akan mengatakanya setelah debut” Minjae tersenyum. Ara kemudian mengangguk dan kembali meminum minuman yang diberikan oleh Minjae padanya.

Sekyung-ah mianhae aku ada lembur hari ini, setelah pulang kau bisa ceritakan semuanya. Mianhae eoh”

        Dengan terburu-buru Soeun kembali menaruh ponselnya di dalam sakunya, hari ini ia dan pramuniaga yang lain tidak di bolehkan pulang lebih awal karena barang-barang baru sudah datang dan Ji Changwook memerintahkan semua karyawan untuk bekerja sama menata, dan mendata product baru itu.

“Kau mengantuk?” Kangjoon menyenggol bahu Soeun, ia terlihat sama sekali tidak bersemangat saat melakukan pendataan.

Ani” Jawab Soeun dengan lemas, ia lalu menyusun kembali tas-tas baru itu sesuai dengan urutan yang telah di tentukan

wae? Ada masalah dengan Seungho?” Tebakan Kangjoon benar, Soeun mengangguk pelan

“Ya, kau ini sedang bekerja . Kau sibuk sekali,kenapa masih sempat memikirkan dia?” Kangjoon menggelengkan kepalanya, sembari menulis jumlah product yang datang hari ini diselembar kertas yang ia pegang

“Kau benar, aku sangat sibuk tapi aku masih sempat memikirkan dia. Jika dia juga sibuk, kenapa dia tidak sempat menghubungiku?”  Keluh Soeun

“Mungkin dia sibuk menghubungi yang lain”

“Ya! Apa maksudmu?” Soeun sedikit dibuat kesal oleh Kangjoon yang asal bicara, ia juga memukul kecil bahu Kangjoon dan membuat pramuniaga yang lain saling berbisik membicarakan kedekatan Soeun dan Kangjoon.

“Jaga sikapmu” Bisik Kangjoon padanya

arasso”

“Lebih baik kau berikan ini pada daepyeonim”  Kangjoon kemudian memberikan beberapa lembar kertas hasil pendataan itu pada Soeun. Karena merasa malas dengan mata-mata sinis pramuniaga yang lain, Soeun setuju untuk pergi menuju ke ruangan tempat Ji Changwook berada.

***

Tatapan Changwook masih tertuju pada layar laptopnya, ia terus menerus menatapi foto – foto dirinya bersama Hyebin dulu saat mereka sama-sama saling jatuh cinta dan tersenyum manis menatap kamera. Dada nya kembali sesak mengingat Hyebin yang kini tiba-tiba menghilang tanpa sepatah kata pun.

aku akan menunggumu oppa” Senyuman Hyebin masih terlihat jelas di ingatannya ketika mereka berpisah di bandara, Hyebin mengantar kepergian Changwook menuju Inggris .

eoh, aku akan kembali secepatnya”

Aku akan menunggumu dan tidak akan pergi kemanapun”

hyebb

Changwook lalu menutup matanya perlahan berusaha membuyarkan lamuman lamunan tentang dirinya dan juga Hyebin, tanpa terasa air mata tiba-tiba saja jatuh dan mengalir membasahi pipinya .

D-daepyeonim”  Soeun berdiri di ambang pintu ruangan Changwook yang terbuka.

“Ya!” Changwook terkejut saat mendengar suara perempuan, ia segera berdiri dari duduknya lalu memutar tubuhnya ke belakang untuk menghapus air matanya terlebih dulu .

“Kenapa kau tidak ketuk pintu dulu?” Ucap Changwook dengan nada mengomel

jaesonghamnida, pintunya terbuka jadi aku langsung masuk saja” Soeun malah melanjutkan langkah kakinya dan menghampiri Changwook di meja kerjanya.

Daepyeonim, kau baik-baik saja?” Soeun melihat Changwook masih berdiri membelakangi nya

eoh! Ada perlu apa?” Tanya Changwook kemudian setelah ia kembali memutar badan nya menghadap ke arah Soeun.

“Matamu—“

“Aku kemasukan debu, aish kotor sekali ruangan ini” Sangkal Changwook, Soeun lalu mengangguk pelan dan menaruh kertas-kertas yang diberikan oleh Kangjoon padanya di meja kerja Changwook.

“ini laporan pendataannya” Ucap Soeun

eoh, terimakasih kau bisa keluar”

Tanpa mengatakan apapun lagi, Soeun hanya mengangguk kemudian sedikit merunduk dan berjalan pelan keluar dari ruangan Changwook.

“Ya Kimbap!” Suara Changwook tiba-tiba terdengar, Soeun kembali menoleh ke belakang dan menghela nafas saat mendengar Changwook memanggilnya dengan sebutan kimbap

“Aku tidak menangis!” Ucap Changwook kemudian, wajahnya terlihat serius dan berusaha untuk meyakinkan

ne?”

        “Aku tidak menangis, itu semua karena debu yang masuk ke mataku . Jinjjayo, aku tidak menangis geuraesso—“

        “aku tidak mengatakan apapun” Soeun memenggal kalimat Changwook, kemudian terjadi keheningan beberapa saat sampai akhirnya Changwook kembali memasang wajah cuek nya.

“Yasudah , keluar sana”

ne ne dari tadi aku memang mau keluar sampai tiba-tiba daepyeonim memanggilku”

Changwook tak menanggapinya lagi, ia lalu mengambil kertas laporan yang diberikan Soeun dan memeriksanya tanpa memperdulikan Soeun yang dibuat kesal olehnya.

cih, aneh sekali”  Soeun menggerutu dalam hatinya lalu berjalan keluar dari ruangan Changwook dengan cepat.

***

Seperti orang Bodoh, aku terus mengecek ponselku berkali – kali merasa sangat bahagia ketika notifikasi masuk dan merasa kecewa ketika tahu itu bukan dari seseorang yang ku harapkan. Sepi, rasanya seperti di hempaskan jauh-jauh. Orang yang biasanya selalu mengirimiku pesan setiap waktu , membuat moodku menjadi sangat bagus dan menyemangati hari-hari ku. Kini sudah tidak ada , entah kemana dan enta apa yang membuatnya jadi begini”

        Dengan gontai Soeun menyeret langkah kakinya, kembali menghela nafas setelah melihat kolom Chatnya dengan Seungho . Pesannya tadi siang sama sekali tidak di balas, jangankan untuk sebuah balasan di bacapun tidak sama sekali. Soeun berdiri di depan gerbang rumah yang ia tinggalin bersama Ara dan Sekyung, ia menatap gerbang itu dan kembali menghela nafas.

Atmoshpere di dalam rumahpun terlihat tidak menyenangkan, Sekyung duduk di sofa dan melamun . Ara sedang sibuk dengan ponselnya, mereka sama sekali tidak menyadari kedatangan Soeun.

“Aku pulang” Ucap Soeun dengan lemas, ia menaruh tas nya di meja kemudian berjalan menuju kulkas mencari minum untuk meredaan dahaganya.

“Sekyung-ah waegeurae?” Tanya Soeun setelah meneguk air mineralnya, Tak ada jawaban apapun dari Sekyung yang masih tetap diam

“Orang yang mau beli apartemen itu, dia membatalkanya” Ara menjawab, mewakili Sekyung yang sedang dalam mood berantakan . Soeun terkejut, ia segera menaruh gelasnya dan berlari kecil menghampiri Sekyung.

sekyungg ngelamun

jinjja? kenapa bisa di batalkan?” Tanya Soeun lagi

“Mereka tidak jadi menikah,jadi beli apartemen nya pun di batalkan” Ara menjawab lagi, Soeun lalu menghela nafas panjang dan menatap Sekyung dengan penuh rasa simpatik.

“Aku sudah merencanakan beli tas baru, sepatu baru di store tempat kau kerja. Aku sudah bilang pada eomma akan membelikan ponsel baru, aku sudah merencanakan liburan ke nami dan membuat bucket list dan semua hancur dalam sekejap huwaaaaa”

Sekyung kemuidan angkat bicara , ia tak bisa lagi memendam rasa sedihnya . Ara kemudian menaruh ponselnya dan mendekatkan diri pada Sekyung lalu mengusap pundaknya.

gwaenchana, nanti kau akan menemukan orang yang akan membeli apartemen—“

 

aniya! Sudah 1 bulan ini aku belum menjual satu unit pun, kau tahu betapa senangnya aku ketika orang itu bilang sudah setuju akan beli?” Sekyung meluapkan rasa kesalnya, air mata terlihat mengalir di pipinya.

eoh arra, rasanya pasti menyakitkan saat kenyataan tidak berjalan sesuai dengan harapan keundae kita bisa apalagi? Tidak mungkin meaksakan kehendak” Soeun ikut menepuki bahu Sekyung

“Tetap saja—Pulau nami”  Isakan dan tangis Sekyung kembali terdengar lebih nyaring dari sebelumnya.

“Ya! Kau tidak kehilangan pekerjaanmu, kau tidak dipecat ayolah jangan begini kau akan baik-baik saja” Ara kemudian berusaha untuk menyemangati Sekyung agar tidak terlalu megambil pusing masalah ini.

geurae Ara benar, setidaknya kau masih bisa mencari klien lain untuk beli apartemen itu gwaenchana gwaenchana”

 

Soeun memeluk Sekyung dan menepuki punggungnya, membiarkan Sekyung menangis di pelukannya.

 

Kenyataan memang terkadang kejam, sangat kejam. Salahkan jika kita menyalahkan kenyataan yang sepertinya memang tidak pernah mau berjalan berdampingan dengan harapan yang sudah terlanjur kita tinggikan. Kenyataan memang kejam, dan menyakitkan. Siapa yang harus kita salahkan?

***

Hari sabtu telah tiba, Soeun sudah merias dirinya dan bersiap untuk pergi menemui Seungho karena ini adalah hari libur nya dan juga hari libur Seungho. Meskipun dari kemarin hingga hari ini Seungho sama sekali tidak membalas pesannya, hari ini Soeun berniat untuk menemuinya dan membicarakan apa yang sebenarnya membuat Seungho menjadi begini.

eodiga?(mau kemana)”  Tanya Sekyung, setelah melihat Soeun memakai sepatunya

“Ketemu Seungho, aku harus bicara dengannya” Jawab Soeun

“Dia masih belum menghubungimu?” Ara baru saja keluar dari kamarnya, berjalan menuju kulkas dan mengambil minum.

eoh, semakin hari dia semakin jarang menghubungiku”

“Lalu kau akan bertemu dengannya sekarang? Bagaimana kalau dia sibuk?” Tanya Sekyung kemudian, Soeun terdiam setelah mendengar kalimat itu .

Mwoya sekarang kan hari sabtu? Bukankah dia libur? Memang sibuk apa? Kecuali kalau memang dia menghindar” Ara mengeluarkan pendapatnya

“Yasudah bertemu saja dulu , tanyakan padanya” Lanjut Sekyung

“Kalau aku mendengar cerita ceritamu, ku simpulkan dia seperti menghindarimu dengan sengaja . Dengan sengaja menutup akses untuk berkomunikasi denganmu” Ara menghampiri Soeun yang masih terdiam

“Ara-ah, jangan bilang begitu positif think saja dulu siapa tahu memang dia sibuk—“

“Shin Sekyung, tidak ada manusia yang benar-benar sibuk di dunia ini.  Lagi pula dia memang nya presiden? Sesibuk apasih sampai tidak bisa menghubungi Soeun?”

 

Kalimat yang di ucapkan oleh teman-temanku masih terngiang, merasuk ke dalam otak ku dan membuatku sedikit berpikir . Mereka benar, Seungho memang sengaja menghindariku . Tapi kenapa? Kenapa dia melakukan itu?

 

Setelah turun dari bus kota, Soeun berjalan menuju apartemen tempat Seungho tinggal . Ia menggenggam ponselnya dan terus menghubungi Seungho untuk yang ke sekian kalinya .

oh, wae?”  Suara Seungho akhirnya terdengar, Soeun berhenti melangkah setelah panggilan itu terhubung

“Seungho-ah, kau dimana?” Tanya Soeun dengan hati-hati

Dirumah, aku baru mau tidur . Memang nya kenapa?”

Aaah, kau libur kan hari ini? Bisakah kita bertemu sebentar” Pinta Soeun

Siang ini aku ada Meeting dengan klien, mianhae”

        “Tapi ini kan hari liburmu?”

kliennya meminta hari ini, aku tidak bisa menolak”

“Yasudah kalau begitu sebelum kau bertemu dengan klienmu, aku ingin bertemu dulu denganmu tidak akan lama 1 jam saja—“

Mianhae , aku tidak bisa”  Suara Seungho terdengar parau, tidak seperti biasanya. Soeun lalu menghela nafas ia memejamkan matanya sekejap dan emosinya mulai naik.

“Ya Yoo Seungho! Aku hanya meminta waktumu sebentar, kau tidak perlu repot repot menemui ku. Aku yang akan datang menemuimu , masih tidak bisa?!?” Soeun mulai meninggikan nada bicaranya.

mianhae aku benar-benar sibuk hari ini”

        “1 Jam ! hanya 1 jam Yoo Seungho!” Soeun menyentak lagi, orang orang yang berjalan di sekitarnya menatap heran ke arah Soeun yang terlihat marah-marah dengan ponsel di telinganya.

“Pokoknya aku akan datang menemuimu!”

Tak mungkin Soeun mengurungkan niatnya setelah ia tinggal beberapa langkah lagi sampai di tempat Seungho tinggal, ia lalu menyeret langkahnya untu sampai di depan pintu apartemen Seungho .

“Yoo Seungho!”

Pintu terbuka, saat Soeun sudah menekan bel nya berkali – kali . Seungho muncul di hadapan Soeun dengan wajah yang terlihat lelah . Matanya terlihat sembap dengan rambut yang sedikit berantakan .

“K-kau—“

“Masuklah” Seungho membiarkan Soeun masuk ke dalam apartemenya yang berantakan , terlihat banyak kertas berserakan di lantai . Terlihat gambar- gambar dan rancangan bangunan yang dibuat oleh Seungho. Penggaris dan juga pensil yang berantakan di meja kerjanya, serta beberapa cup ramyeon yang menumpuk di meja.

mianhae aku tidak sempat membereskan nya, duduklah”  Seungho menyingkirkan kemeja dan pakaian-pakaianya yang menumpuk di sofa dan mempersilahkan Soeun untuk duduk . Rasa marah Soeun seketika reda setelah melihat keadaan Seungho .

“Aku tidak tidur semalaman” Ucap Seungho setelah ia duduk disamping Soeun, kantung mata terlihat jelas pada mata Seungho yang terlihat kelelahan . Sebagai arsitek, hal hal seperti ini memang wajar terjadi  ia harus dengan cepat menyelesaikan rancangan bangunan demi mengejar deadline dan mengabaikan jam tidur serta kesehatannya sendiri . Soeun menarik nafasnya dalam-dalam, Ia merasa bersalah pada dirinya sendiri karena sudah berpikir macam-macam pada Seungho.

“Kau sudah makan?” Tanya Soeun kemudian

“Kemarin malam aku makan ramyeon” Jawab Seungho

“Tunggu disini aku buatkan kau sarapan” Soeun beranjak dari duduknya

gwaenchana tidak perlu—“

“Tunggu saja”

Seungho diam, ia melihat Soeun berjalan menuju dapurnya dan mengambil beberapa bahan makanan yang ada di dalam kulkas kemudian bersiap untuk membuat sarapan .

“Aku dapat project baru, pembangunan sebuah hotel di daerah Gangwoon. Deadline nya akhir bulan ini , tapi klien ku terus terusan menolak rancangan yang ku buat. Mereka terlalu banyak melakukan revisi dan itu membuat kepalaku ingin pecah”

Seungho mengeluarkan keluhanya selama Soeun memasak. Ia lalu berbaring di Sofa menunggu Soeun selesai dengan apa yang dilakukannya.

“Kau pasti sangat lelah ya? Meski begitu kau harus istirahat dan makan yang cukup, jika kau sakit kau tidak bisa melanjutkan projectmu”  Soeun menuangkan oumurice nya ke dalam piring dan menyajikanya di meja makan. Suara Seungho tak lagi terdengar, Soeun melihat Seungho sudah memejamkan matanya dan berbaring di sofa.

“Seungho-ah, jangan setress . Aku tidak ingin kau lelah seperti ini” Soeun menatapi wajah Seungho yang sedang tertidur lelap, ia lalu mengusap puncak kepalanya dengan lembut merapikan rambutnya yang berantakan.

“Kalau begitu kau istirahat saja, setelah itu jangan lupa makan ya!” Ia berbisik seolah Seungho dapat mendengarnya, perlahan Soeun mencium kening Seungho dan kembali menatap wajah Seungho .

eodiga?” Tangan Seungho tiba-tiba bergerak menahan Soeun yang hendak pergi.

“Oh, kau bangun? Mianhae aku pasti membangunkanmu”

“Tetaplah disini”

“Tapi aku tidak mau mengganggu tidurmu”

Aniya, aku tidak merasa terganggu”

Setelah mengubah posisinya, Seungho lalu menarik tangan Soeun dan membuatnya duduk di sofa . Soeun tersenyum saat Seungho kembali membaringkan dirinya namun kini ia berada tepat di pangkuan Soeun. Tangan Soeun kembali mengusap lembut puncak kepala Seungho.

Saranghae, Kim Soeun” Seungho membuat Soeun tak bisa berkata-kata, ia hanya bisa memandangi wajah Seungho . Melihat mata sipitnya menutup, tangan Seungho lalu mengenggam tangan milik Soeun dan menaruhnya di dada. Soeun masih memperhatikan Seungho yang berbaring di pangkuannya .

Aku kembali kalah, semua pertanyaan yang ingin kuajukan padanya seperti sirna begitu saja. Meskipun aku masih bertanya-tanya tapi setidaknya aku mendapatkan sebuah jawaban bahwa Seungho memang sedang dalam kondisi yang tidak baik sekarang, aku kalah dan tak bisa mendesaknya untuk selalu ada untukku, dan ketika dia mengatakan kalimat itu , aku benar-benar kalah dibuatnya

        “Nado saranghae, Yoo Seungho” Segurat senyum terlihat di bibir Seungho, dan Soeun merasakan Seungho menggenggam tangannya semakin erat.

***

“Aish jinjja aku sangat ingin marah, aku benar-benar kecewa”

Sekyung kembali menceritakan pengalaman menyakitkannya soal pembelian unti apartemen yang dibatalkan, kepada kekasihnya Taejoon.  Mereka tengah menikmati makan siang bersama di sebuah restoran, memanfaatkan hari libur kerja untuk menghabiskan waktu dan mengobrol satu sama lain.

“Augh orang itu benar – benar keterlaluan” Tanggap Taejoon

“Benarkan? Padahal aku sudah berharap banyak, menyebalkan sekali” Sekyung semakin kesal, ia jadi tidak berselera untuk makan sedari tadi hanya terus bercerita tanpa menyentuh makanannya.

Chagiya, kau makan lah dulu” Ucap Taejoon sembari menunjuk kea rah Spagetti yang masih utuh di piring milik Sekyung

arasso” Sekyung mulai mengambil sumpitnya

“Sebentar ya, aku ke toilet dulu” Taejoon beranjak dari tempat duduknya, ia meninggalkan dompet, kunci mobil, dan ponselnya di meja. Sekyung hanya mengangguk dan mulai melahap spaghetti nya.

“Drrt drtt” Ponsel milik Taejoon tiba-tiba bergetar, Mata Sekyung langsung melirik ke arah ponsel kekasih nya itu . Selang beberapa detik, ponselnya bergetar lagi dan memunculkan notifikasi pesan yang masuk . Rasa penasaran membuat Sekyung mengambil ponsel Taejoon .

“Han Jimin? Siapa ini?” Sekyung membuka pesan tersebut, dan membulatkan matanya setelah melihat foto profil seseorang yang bernama Han Jimin itu.

“Sekyung-ah Sekyung-ah! Tunggu dulu”

Rasa amarah berkecambuk, bercampur sakit dan rasa lain yang tak bisa dijelaskan . Sekyung segera keluar dari restoran setelah melihat pesan yang dikirim oleh Han Jimin pada Taejoon, serta foto profil Han Jimin yang tengah berpose mesra dengan Taejoon .

“Lepaskan!” Ucap Sekyung sembari menepis tangan Taejoon

“Kenapa kau bersikap seperti ini? Jangan seperti anak kecil!” Taejoon malah membentak Sekyung dan membuat emosinya semakin memuncak

mwo? Kenapa? Siapa yeoja itu?” Tanya Sekyung

“Itu temanku, hanya teman—“

“Oppa kau kemana? Oppa kenapa tidak balas pesan ku? Oppa apa kau tidak rindu aku? Teman? Cih, mana ada teman seperti itu!”

“Jangan salah paham dulu itu memang temanku—“

“Lalu kenapa dia memakai foto profil bersamamu, dengan pose mesra? Heol! Aku bahkan tidak tahu kapan kau berfoto dengannya!”

“Lagi pula kenapa kau membuka ponselku, kau tidak menghargai privasi—“

mwo? Ya, Taejoon-ah aku ini yeojachingu mu. Hal yang wajar kalau aku membuka ponselmu!”

“Aku tidak suka kau mengusik privasiku” Taejoon membuang pandangannya dari Sekyung, dan membuat Sekyung tak habis pikir atas sikap kekasihnya itu.

“Kau selingkuh?” Tatapan Sekyung menjadi semakin tajam

mwo? Kau menuduhku?” Taejoon tak terima

“Sudah jelas buktinya!”

“Sudah ku bilang itu hanya teman”

“yasudah berikan aku kontaknya , biar aku yang hubungi—“

“Kenapa kau kekanak-kanakan sekali,sih?” Sekyung mengepalkan tangan nya keras-keras ia sama sekali tak bisa lagi menahan emosinya menghadapi pria macam itu.

“Berikan aku kontaknya!” Pinta Sekyung

Shirreo”

        “Jadi kau lebih memilih yeoja itu?”

“Ah sudahlah terserah kau!”

 

 

Sekyung hanya bisa menggertakan giginya, ia melihat Taejoon malah melenggang pergi darinya dan membiarkan dirinya di gerogoti rasa kesal dan pertanyaan soal bagaimana bisa kekasih yang 2 tahun bersamanya ini, mengkhianatinya begitu saja.

 

***

Tidak seperti hari kemarin, Soeun sudah bisa tersenyum sekarang mengingat hubungan nya dengan Seungho berjalan dengan baik-baik saja.

        “Kau sudah pulang? Aku mau meeting dengan klienku sore ini”  Dengan cepat Soeun membalas pesan yang masuk ke dalam ponselnya

eoh, aku baru saja tiba di rumah. Geurae? Semangat untuk meetingnya semoga tidak ada revisi lagi! Yoo Seungho hwaiting!”

Ia bahkan menambahkan emoticon kiss and hug di kolom Chatnya, Soeun melepaskan sepatunya dan melihat rumah dalam keadaan sepi . Ara tengah menghadiri debut Idol yang di trainee olehnya, sementara Sekyung bilang ia pergi dengan Taejoon kekasihnya.

“Aaaaah Aku mau menonton drama saja” Soeun duduk di sofa dan menyalakan televisi, kemudian mengambil remot dan mencari channel yang menurutnya menyenangkan untuk di tonton. Tiba-tiba pintu kamar Sekyung terbuka, dengan malas Sekyung berjalan menuju dapur dan menaruh gelas di meja makan.

“Sekyung-ah? Kupikir kau pergi dengan Taejoon—“

“Aku sudah selesai” Ucap Sekyung dengan tatapan Kosong

mwo?”

        “Aku dan dia sudah selesai” Lanjut Sekyung, ia lalu berjalan menghampiri Soeun dan duduk di sebelahnya. Kini Soeun mengabaikan acara televisi yang tengah tayang .

waegeurae?” Tanya Soeun sembari memperhatikan wajah Sekyung yang terlihat tidak baik-baik saja.

Keunyang—Bagaimana urusanmu dengan Seungho? Apa katanya? Kenapa dia tidak menghubungi?” Tanya Sekyung, seakan mengalihkan topik pembicaraan

“Ahh gwaenchana, aku sudah baik-baik saja dengan dia. Memang Seungho sedang sibuk bekerja dia ada project pembangunan hotel jadi seperti itu”

geurae? Syukurlah, ku harap Seungho tidak menyakitimu dengan bermain-main di belakangmu” Sekyung menganggukan kepalanya, lalu air mata tiba-tiba kembali jatuh.

W-waegeuraeyo? Sesuatu pasti terjadi eoh? Marebwa”  Soeun semakin serius menatap Sekyung.

“Taejoon—dia berselingkuh . Aku melihat Chatting mesra nya dengan yeoja lain di ponselnya, yeoja itu bahkan memasang Display picture berdua dengan Taejoon” Lanjut Sekyung dengan terisak

mwo? Siapa yeoja itu? Apa kau kenal?”

aniya, aku tidak kenal tapi Taejoon bilang itu adalah teman nya”

“Tidak mungkin! Lalu bagaimana, apa yang Taejoon bilang?”

“Dia terus mengelak, aku tidak tahan dan ini rasanya sakit sekali” Sekyung menangis semakin nyaring, ia terus menepuki dadanya . Soeun lalu menarik Sekyung ke dalam dekapannya dan mengusap punggungnya .

“Sudah, lupakan saja namja sialan itu. Dia tidak pantas untukmu, laki-laki peselingkuh memang tidak bisa di maafkan” Soeun ikut terbawa emosi, ia sangat tahu betul bagaimana rasanya di permainkan dan di selingkuhi seperti itu . Ia sangat tahu hingga mengerti apa yang Sekyung rasakan kini.

“Jadi 2 tahun ini untuk apa? Kenapa dia melakukan ini padaku Soeun-ah, sakit sekali” Isak Tangis Sekyung membuat Hati Soeun terenyuh, Soeun menahan air matanya agar tidak keluar .

“Tidak apa-apa besyukurlah tuhan sudah memisahkan mu dengan orang yang tidak baik, menangis saja untuk hari ini . Lalu jangan lagi tangisi namja brengsek seperti dia”

Tangisan Sekyung membuat Soeun kembali mengingat rasa sakitnya, rasa sakit yang sudah sembuh namun hingga hari ini Soeun tak pernah bisa melupakan kenangan menyakitkan itu. Ketika seseorang yang ia percaya malah berkhianat dan membuatnya begitu terluka, ketika seseorang yang ia kira juga mencintainya malah bermain-main di belakang nya .

***

 

Ji Changwook mendapatkan informasi dari Seungwoo, kalau beberapa hari yang lalu ia melihat Hyebin keluar dari sebuah perusahaan asuransi . Tak ingin tinggal diam , Changwook segera pergi ke tempat yang di sebutkan oleh temannya itu. Ia mencari informasi tentang Hyebin pada pegawai asuransi itu.

ne, Jeon Hyebin dulu memang bekerja disini keundae dia sudah resign 1 bulan yang lalu”

“Kenapa dia resign?” Tanya Changwook

Changwook cari info hyebin

“Aku kurang tahu, aku tidak begitu dekat dengannya . Dan juga beberapa hari yang lalu dia kembali kemari untuk bertemu dengan pimpinan kami, entah apa yang mereka bicarakan” Jelas pegawai asuransi itu

“Apa kau tahu alamat rumahnya?”

animida, aku tidak tahu”

Dengan putus asa Changwook keluar dari perusahaan asuransi yang cukup besar itu, ia memijat keningnya dan menatap ke arah langit siang yang cerah itu . Usahanya untuk menemukan Hyebin sepertinya menjadi lebih sulit, bahkan sampai hari ini ia tidak menemukan titik terang .

Chogio”  Seorang perempuan tiba-tiba menempuk bahu Changwook

ne?”

        “apa kau mencari Hyebin?” Tanya perempuan yang menggunakan seragam pegawai asuransi itu, ini adalah pegawai yang berbeda dari yang sebelumnya di tanyai oleh Changwook.

ne, kau mengenalnya?”

ne dia teman satu shift ku,kami lumayan dekat ah iya namaku Jinjoo” Perempuan itu tersenyum dan mengulurkan tangannya, Changwook bernafas lega dan menjabat tangan itu. Mereka lalu memilih duduk di sebuah taman yang letaknya tak jauh dari gedung asuransi itu.

“Aku juga terkejut saat tahu hyebin tiba-tiba resign, padahal malamnya kami sama-sama makan bersama tapi dia tidak menceritakan apapun padaku” Jelas Jinjoo, terlihat kesedihan di wajah perempuan itu .

“Apa kau punya kontaknya, atau alamatnya?”

Ah ne, aku akan mengirimkannya padamu” Jinjoo lalu mengeluarkan ponselnya dan member Changwook kontak Hyebin dan juga alamat tempat tinggal Hyebin.

Jaesonghaeyo, aku harus segera kembali bekerja” Jinjoo lalu beranjak dari duduknya, Changwook tersenyum dan ikut mengubah posisi duduknya .

ne, aku sangat berterimakasih atas bantuanmu”

“Ah aniyo itu bukan apa-apa , keundae kalau boleh tahu kau siapanya Hyebin?”

“Ah aku—“

Namjachingu?” Tebak Jinjoo, dan Changwook hanya tersenyum malu-malu

“Hyebin tak pernah mengenalkan namjachingunya padaku, meskipun dia sering bercerita tentangmu. Akhirnya aku bertemu denganmu”

“Bercerita tentangku?”

ne, ah jaesonghaeyo aku harus segera kembali” Jinjoo lalu berpamitan , ia benar-benar pergi dan meninggalkan Changwook yang sebenarnya masih ingin menggali informasih . Ia lalu kembali duduk dan menatap ke arah danau yang ada di depannya.

Hari Minggu, Soeun hanya bekerja setengah hari . Ia bisa pulang lebih awal dan dengan penuh semangat Ia berjalan menuju sebuah taman tempatnya akan bertemu dengan Seungho untuk makan siang bersama . Cuacanya tidak terlalu panas, awan-awan sedikit menutupi sinar matahari siang ini . Dengan senang hati Soeun duduk di bangku taman yang menghadap ke arah danau yang tenang di depannya . Terlihat beberapa orang tengah menikmati suasana taman, ada juga beberapa anak kecil yang bermain bola dan berlarian kesana kemari .

“Whoooaaa, senang sekali hari ini” Soeun tersenyum dan sedikit menggeliat , merenggangkan lengannya . Pandangannya lalu tertuju pada seorang pria yang tengah duduk dan melamun di sebuah bangku taman yang berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya duduk .

mwoya? Apakah itu daepyeonim?”  Soeun segera membuang pandangannya dan berpura-pura tidak mengenal CEO nya itu .

“Kenapa dia disini? Apa yang dia lakukan?”  Pelan-pelan Soeun kembali melirik kea rah Changwook dari kejauhan .

“Apa dia sedang melamun?” Pikir Soeun lagi, ia bertanya Tanya kenapa orang se kaya itu bisa melamunkan sesuatu .

“Ah molla dia tidak melihatku,gwaenchana aku hanya disini sampai Seungho datang”

Mianhae aku tidak bisa bertemu hari ini. Klien ku minta revisi lagi dan aku harus menyelesaikannya malam ini”

        Pesan masuk ke dalam ponsel Soeun berhasil membuat moodnya berantakan, Soeun menatapi layar ponselnya dan kembali membaca ulang pesan yang dikirim Seungho padanya. Ia berpikir soal balasan apa yang akan di kirim padanya .

Aku sudah menunggumu di taman—“ Ia kembali menghapus ketikanya, dan menghela nafas .

gwaenchana, kita bisa makan siang bersama lain kali. Semangat untuk revisi nya!”

        Soeun lalu memejamkan matanya sejenak, ia kembali membuka mata dan melihat ke arah danau lalu terkejut saat melihat anak kecil yang berdiri di pinggiran jembatan, seakan ingin melompat ke danau untuk mengambil bola nya yang terjatuh disana.

a-andwae!”  Soeun reflek berdiri dari tempat duduknya, ia menaruh tas dan juga ponselnya di bangku taman . Anak kecil itu kemudian terjatuh ke dalam danau, Soeun kemudian berlari ke arah danau .

Anak kecebur

andwae!!” Suaranya yang keras membuat orang-orang yang berada di taman melihat ke arah Soeun yang berlari, kemudian melompat ke danau .

Mwoya ada apa itu?!”

“Ada orang tenggelam!”

Anak kecebur byur

Orang-orang di sekitar taman lalu berlarian menuju tepian danau, melihat Soeun yang sudah berada di danau dan berusaha menyelamatkan anak kecil itu .

tunggu dulu, ini dalam sekali kenapa danau nya dalam sekali? Aaah! Aku tidak bisa berenang di tempat se dalam ini! Bagaimana ini!?”

        Soeun di buat panik setelah menggerakan kakinya , ia menyelam dan melihat dasar danau masih sangat jauh dan kakinya sama sekali tidak bisa menyentuh dasar danau . Soeun ketakutan dan dibuat panik oleh dirinya sendiri sehingga ia kehilangan kendali.

“Siapa saja tolong bantu mereka!”

“Eunwoo! Anak ku!! Aishh” Seorang pria lalu melompat ke danau untuk menyelamatkan anak kecil tadi, Changwook sampai di tepian danau dan melihat Soeun tengah bersusah payah untuk tidak tenggelam sementara anak kecil tadi sudah berhasil di selamatkan oleh ayahnya .

“Aish , merepotkan saja danau kotor dan menijikan ini—aishh!” Changwook lalu melompat ke danau , berenang menghampiri Soeun yang hampir saja kehabisan nafas.

Tolong aku , siapa saja tolong aku . Aku berjanji akan membalas budi, aku akan membalas kebaikan siapapun yang menolongku. Aku berjanji, tuhan kirimlah seseorang untuk menolongku”

        Soeun tak sanggup lagi menyeimbangkan dirinya agar tidak tenggelam, ia kehabisan nafas dan terlalu banyak air yang masuk ke dalam hidung maupun mulutnya.

“Ya! Sadarlah” Changwook berhasil menyelamatkan Soeun , membawanya kembali berbaring di tepian danau dengan keadaan basah kuyup . Soeun masih tak sadarkan diri dan wajahnya terlihat sangat pucat. Changwook terus menepuki pipi Soeun yang terasa sangat dingin, ia juga mencoba menyentuh denyut nadi Soeun yang terasa lemah .

“Kimbap! Sadarlah!” Kepanikan mulai melanda Saat Soeun sama sekali tak sadarkan diri dan bibirnya mulai membiru, Changwook lalu mendekatkan wajahnya pada Soeun . Menutup akses nafas di hidung Soeun dan memberinya nafas buatan . Kemudian melakukan pompa jantung dengan tangannya berkali – kali .

“Kim Soeun! Kim Soeun sadarlah”

Samar-samar Soeun mendengar suara seorang lelaki ditelinganya, ia merasa tubuhnya dingin dan mengigil. Lalu merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya berulang kali.

“Aiish, Kim Soeun!”

“uhoookk” Soeun kemudian terbangun, ia mengeluarkan air dari mulutnya dan merasakan dadanya yang begitu sesak dan sakit .

Gwaenchana?”  Terlihat wajah Changwook yang begitu panik, Soeun memejamkan matanya sejenak .

Daepyeonim?” Ucap Soeun dengan suara yang semakin melemah

eoh ini aku, apa kau bisa bangun?”  Soeun menggelengkan kepalanya, sekujur tubuhnya terasa begitu lemas . Changwook Lalu menggendong Soeun dan berjalan menuju mobilnya .

“Pegangan yang erat, kau bisa jatuh” Ucap Changwook sambil berjalan. Soeun membuka matanya perlahan dan mengalungkan tangannya ke pundak dan leher Changwook . Ia merasakan kilau mentari yang membuat matanya sedikit silau dan melihat air bertetesan dari rambut basah Changwook . Soeun kembali memejamkan matanya.

Terimakasih Tuhan, aku masih diizinkan untuk hidup . Tapi diantara sekian banyak orang, kenapa harus dia? Kenapa harus orang ini? Aishh”

 

***

        Untuk ke tiga kalinya Changwook membilaskan sabun cair dan antiseptic pada tubuhnya , kemudian kembali membasuhnya sambil terus menggerutu .

“Aish kotor sekali, air danau yang penuh kuman” Keluhnya lagi , ia sendiri heran mengapa dirinya sampai melompat ke danau itu demi menyelamatkan Soeun.

Dengan sekejap Soeun membuka matanya, ia melihat dirinya berada di tempat asing. Ia lalu mencoba untuk bangun dan mengedarkan pandanganya, terlihat furniture mewah dan mahal berada di sekitarnya .

mwoya? Dimana aku?”  Terdengar suara gemercik air shower entah dari mana, Soeun melihat seluruh tubuhnya masih menggunakan pakaian basah . Dari sofa tempat ia berbaring tadi kemudian ia berjalan perlahan.

Cho-chogio?”  Dengan hati-hati Soeun berjalan melangkah, mencari tahu dimana dirinya berada . Tak ada foto atau apapun di dinding, ia tiak bisa menemukan identitas pemilik rumah mewah ini .

“Apakah ini kamar mandinya?” Soeun sampai di depan pintu sebuah ruangan, ia lalu perlahan membukanya dan melihat isi kamar yang begitu mewah . Kasur dengan King size , lemari dan juga meja kerja yang lengkap dengan pendingin ruangan serta komputer .

“Whoaa daebak, kamarnya seukuran ruangan tengah di rumahku” Ucap Soeun dengan decak kagum . Ia lalu kembali menutup ruangan kamar itu dan berjalan lagi mencari pemilik rumah .

Changwook baru saja selesai membersihkan dirinya, ia menggunakan kimono dan mematikan shower lalu keluar dari kamar mandinya .

“AAAAAAAAAAAAAAAAAA”

Soeun berteriak terkejut saat melihat Changwook keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kimono . Changwook lalu menutupi telinga nya sampai Soeun selesai berteriak .

D-d-daepyeonim?!”  Soeun dengan spontan menyilangkan tangan di dadanya setelah melihat Changwook dengan keadaan seperti itu.

Mwoya? Kenapa kau bertingkah begitu” Ucap Changwook dengan terheran

changwook abis mandi uhuy

“A-apakah ini rumah mu?” Tanya Soeun

eoh! Kau sudah sadar rupanya” Changwook kemudian berjalan menuju kamarnya, Soeun membuntutinya .

“kenapa aku bisa ada disini? Bagaimana caranya?” Soeun terus bertanya hingga Changwook berhenti di depan pintu kamarnya .

“Kau lupa? Kau pingsan saat mencoba keren menjadi pahlawan” Sindir Changwook

ne? Aaaaah matta danau itu—“

“Apa jangan-jangan kau tidak bisa berenang?” Changwook mendekatkan wajahnya pada Soeun

“Bisa, aku bisa berenang”

“Lalu kenapa kau sangat merepotkanku, atau kau pura-pura tenggelam agar aku bisa menolongmu?” Kali ini Changwook memicingkan matanya dan menatap Soeun dengan curiga

Mwoya, untuk apa aku melakukan itu—“

“Aish aku menderita sekali, dibuat kotor oleh danau itu” Changwook melenggang masuk ke kamarnya , menutup pintunya keras-keras dan tak membiarkan Soeun untuk menerobos masuk.

cih, siapa juga yang meminta pertolonganmu!” Soeun kesal, ia kembali berjalan menuju sofa dan melihat tas serta ponselnya ada disana .

“Terimakasih atas pertolonganmu, kalau begitu aku pulang—“

“Kau mau pulang dengan keadaan begitu?”

 

Selang beberapa menit Changwook keluar dari kamarnya, Ia sudah berpakaian lengkap. Soeun lalu melihat dirinya sendiri yan berantakan, dengan bau amis dan juga pakaian basah nya .

“Ya bagaimana lagi”

“Setidaknya bersihkan dulu dirimu”  Tangan Changwook menunjuk ke arah kamar mandi, Soeun diam dan berpikir ulang .

“Kau bisa gunakan pakaian olahragaku lalu pulang”

ne?”

        “Shirreo (tidak mau)?” Tanya Changwook

“Ahh ne ne, aku akan membersihkan diri” Soeun lalu mengangguk, lagipula Ia tidak mungkin pulang dengan keadaan seperti itu . Tak perlu menunggu lama, Changwook kembali dari kamarnya dan memberikan Soeun handuk baru lengkap dengan Celana olahraga dan Sweater milik Changwook .

Soeun menyalakan shower air hangat di dalam kamar mandi Changwook, Ia masih bisa mencium aroma sabun yang tadi di pakai oleh Changwook . Cermin di kamar mandinya pun masih penuh dengan uap . Soeun mengusap cermin itu dan menatap dirinya disana .

Michigetta” Keluh Soeun, ia baru saja teringat kejadian di danau tadi . Ketika Changwook memberinya nafas buatan. Soeun lalu menyentuh bibirnya sendiri dan membayangkan bagaimana Changwook menyentuh bibirnya .

“Lalu kenapa dia bertingkah seolah biasa saja? Aish! Itu memang biasa, geurae geurae dia hanya melakukan itu untuk pertolongan . Sadarlah Kim Soeun!” Soeun menampari dirinya sendiri dan menggelengkan kepalanya, kemudian mulai membersihkan diri.

Eoh tolong datang ke apartemenku dan bersihkan sofaku,ne aku akan menunggu”

Panggilan terputus setelah Changwook menghubungi petugas kebersihan khusus, Ia menarik nafas dalam-dalam saat melihat sofa miliknya basah karena membiarkan Soeun berbaring disana dengan pakaian kotor nya.

“Aughh menyebalkan” Ucapnya lagi, ia kemudian berjalan menuju dapur untuk membuat makan malam .

Daepyeonim—“  Soeun keluar dari kamar mandi, menggunakan sweater dan celana olahraga milik Changwook yang berukuran besar dan membuat Soeun terlihat tertelan oleh pakain tersebut . Changwook yang tengah memasak kemudian menahan tawanya.

cih, menyebalkan” celoteh Soeun

mwo?”

        “aniyo, aku sudah selesai jadi aku bisa pulang” Ucap Soeun kemudian

“Kau tidak akan makan?”  Aroma masakan tercium oleh Soeun, terlihat Changwook memindahkan potongan daging sapi dari pemanggang yang ada di dapur.

animida, aku tidak lapar—“

“Kruyuuuukk kryuuuk” Suara perut Soeun kemudian terdengar dengan jelas, Soeun berbalik dari Changwook dan berjalan menjauh .

“Makan dulu, baru kau bisa pulang” Kalimat Changwook membuat Soeun menghentikan langkahnya dan kembali menoleh ke belakang . Ia tak bisa lagi menolak tawaran Changwook dan ikut bergabung di meja makan.

Changwook masak

Rasanya sangat canggung, berada satu meja makan dengan orang asing yang baru dikenal . Soeun mengunyah makananya dengan sangat hati-hati

“Besok akan ku kembalikan pakaian milikmu” Ucap Soeun , memecah keheningan

eoh, cuci yang bersih” Tanggap Changwook

ne”

        “Harus wangi juga, kalau bisa pakai sabun anti kuman” Lanjutnya

mwo?”

        “Mwo?”

        “Maksudku, baiklah” Soeun mengangguk menyunggingkan senyumanya dengan terpaksa .

Daepyeonim , kau tinggal sendirian?” Tanya Soeun lagi

“Seperti yang kau lihat” Jawab Changwook sambil mengunyah daging sapi mahalnya .

“Aaaah, aku tinggal dengan 2 orang temanku . Rumah kami selalu ramai, dan kami sering berbagi makanan . Rasanya menyenangkan dan tidak pernah sepi” Soeun bercerita soal rumah yang ditinggalinya di Seoul

“Memangnya aku Tanya?” Tatapan Changwook terlihat menyebalkan, Soeun lalu menunjukan senyumannya lagi dan berusaha untuk menahan emosi.

“Pantas saja kau tinggal sendirian” Bisik Soeun pada dirinya

“Aku bisa mendengar”

ne ne Jaesonghamnida, tadi kau baik sekali menolongku kenapa sekarang kembali menyebalkan begini” Gerutu Soeun , Changwook lalu menghentikan kunyahannya dan menatap Soeun .

“Kau benar, kenapa kau harus menolongmu? Harusnya aku biarkan saja kau tenggelam”  Sambung Changwook, ia kembali mengunyah dagingnya dan menaruh sumpitnya.

“Tidak ada siapapun yang menyuruhmu untuk menolongku’kan? Kenapa kau menolongku”

“Entahlah” Changwook kemudian beranjak dari tempat duduknya dan membawa piring bekas makannya ke westafel tempat cuci , Soeun memperhatikan punggungnya dari belakang ketika Changwook mencuci piringnya .

Daepyeonim biar aku saja yang cuci—“

“Selesaikan saja makanmu, lalu cuci piring nya dan kau bisa pulang” Soeun mengangguk dan melanjutkan makan malamnya.

“Kau orang pertama yang makan malam denganku, setelah aku datang ke korea”  Suara Changwook terdengar samar-samar diantara suara air keran yang keluar

ne? aku tidak bisa mendengarnya” Ucap Soeun

aniya , tidak penting. Cuci piringnya sampai mengkilat, sampai kau bisa bercermin disana” Perintah Changwook lagi-lagi membuat Soeun merasa sebal, ia hanya menganggukan kepalanya .

***

 

Changwook merebahkan dirinya di kasur dan menatap layar ponselnya, berusaha kembali menghubungi nomor baru Hyebin namun tak mendapatkan jawaban apapun . Pesan pun sama sekali tak di balasnya.

arasso, besok mari kita bertemu hyebin-ah” Changwook memejamkan matanya berbicara pada diri sendiri dan menaruh ponselnya jauh-jauh . Saat matanya terpejam lalu tiba-tiba muncul bayangan wajah Soeun . Ketika ia tadi memberikan nafas buatan pada gadis itu . Changwook menyentuh bibirnya dan terdiam.

“Aish kenapa aku melakukan itu”  Changwook tak dapat tidur dengan tenang, ia kembali terbangun dan mengacak rambutnya sendiri, wajah dan senyuman Soeun selalu terlintas di benaknya .

“Apa dia sudah sampai rumahnya?” Pikir Changwook seraya sesekali melirik ke arah ponselnya .

michoso? Kenapa aku harus peduli? Aish Ji Changwook kau sudah gila” Changwook kembali mengambil posisi tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, kemudian memejamkan mata dan berharap Ia bisa tidur dengan tenang malam ini.

***

 

Sebelum pergi bekerja, Soeun menyempatkan diri untuk menjemur pakaiannya dan juga pakaian milik Changwook . Ia membawa keranjang pakaian nya menuju tempat jemuran .

“Sekyung-ah, mwohae?”  Di tempat penjemuran pakaian , Soeun melihat Sekyung tengah duduk dengan keranjang di sampingnya.

“Kau sudah menjemur juga?” Tanya Soeun, ia lalu menaruh keranjang nya dan mulai menggantungkan pakaiannya

Ani, aku mau membuang semua barang ini” Ucap Sekyung dengan lemas, Soeun lalu menghentikan aktivitasnya untuk melihat barang apa yang ada di keranjang milik Sekyung.

“Ah barang – barang dari si brengsek itu” Ucap Soeun

“Siapa yang brengsek?” Ara kemudian menghampiri Soeun dan Sekyung , ia juga membawa keranjang jemurannya .

“Kau tidak tahu ceritanya?” Tanya Soeun

eoh, aku baru pulang tadi pagi sangat sibuk di agency memang ada apa?”

“Eiiy, Sekyung baru saja di selingkuhi oleh Taejoon”

Mwo? Dengan siapa?” Ara terlihat terkejut, ia lalu menaruh keranjangnya dengan penuh emosi setelah mendengar kabar buruk dari Soeun.

Molla aku tidak kenal perempuannya” Jawab Sekyung

“Aiiish, yasudah lupakan saja! Makanya aku tidak mau berpacaran lagi, Semua namja sama saja” Ara kemudian menggantungkan kemeja miliknya.

araaaaaa

“Tidak semua kok ,buktinya Seungho Namja yang baik . Dan kau juga akan bertemu Namja yang baik setelah ini Sekyung-ah” Ucap Soeun, sedikit menghibur Sekyung.

“Whoa, kau sudah berbaikan dengan Seungho? Dia kembali mengubungimu?” Tanya Ara

“Aaah dia sedang sibuk dengan project barunya jadi dia tidak bisa sering menghubungiku” Jawab Soeun dengan senyumannya

Geurae? Syukurlah, jika dia tidak macam-macam” Ara mengangguk, Soeun lalu menyembunyikan kesedihannya karena hingga hari ini Seungho juga tidak menghubunginya bahkan saat semalam Soeun mengirimkan pesan teks menceritakan bahwa dirinya tenggelam di Sungai , Seungho sama sekali tidak meresponnya.

Kurasa jarak antara aku dengannya semakin melebar, sekalipun kami telah bicara baik-baik. Ku pikir kami baik-baik saja waktu itu, aku mencoba mengerti kesibukanya dan tidak ingin mengganggunya . Tapi kenapa sekarang aku merasa ia sudah tidak lagi memperdulikanku? Apa dia tidak khawatir mendengar kabar itu dariku? Kenapa dia tidak menanyai keadaanku sekarang?

        “Kring kriiiiiiiiing”  Dering ponsel milik Sekyung lalu membuyarkan lamunan Soeun, ia melirik ke arah ponsel milik Sekyung yang tergeletak di meja .

nugu?” Tanya Ara

“Taejoon—“

Andwae! Jangan di jawab , biarkan saja” Ucap Ara dengan melarang, Sekyung terlihat ragu – ragu ia seperti ingin menjawab panggilan itu .

keundae aku ingin penjelasan darinya—“ Ucap Sekyung

“Penjelasan apa lagi ? sudah jelas dia selingkuh dan tidak ada maling yang mau mengaku, sudah abaikan saja . Jangan berhubungan lagi dengannya” Soeun ikut menimpali , Sekyung lalu mengurungkan niatnya untuk menjawab panggilan itu .

“Sekyung-ah , kau harus tegas pada dirimu sendiri . Jangan mau kembali pada orang yang sudah menyakitimu” Soeun manatap Sekyung dan memegang bahunya

eoh, jangan berikan dia kesempatan kedua” Lanjut Ara , Sekyung lalu mengangguk pelan dan ponselnya kembali berdering menampilkan Nama Taejoon disana .

“Berikan padaku!” Soeun lalu merebut ponsel Sekyung dan menjawab panggilan itu

“Y-ya! Soeun-ah” Sekyung berusaha menghentikan Soeun namun Ara kini menghentikan Sekyung dan membiarkan Soeun menjawab panggilan itu.

Sekyung-ah” Suara Taejoon terdengar

“Ya Taejoon! Berhenti menghubungi temanku” Soeun menyentak dengan kesal

kau siapa?”

        “Aku ? aku orang yang akan melindungi Sekyung dari lelaki buaya seperti mu. Heol! Kau pikir setelah menyakiti hati perempuan , kau menjadi lebih keren? Ini peringatan terakhirku, jangan pernah lagi menghubungi Sekyung atau kau akan berurusan denganku!”

Soeun lalu memutuskan panggilan itu, Ara dan Sekyung menatap ke arah Soeun tanpa mengedip .

W-waeyo?” Tanya Soeun sembari mengembalikan ponsel itu pada Sekyung

Daebak! Kau seperti eommaku saja mengomel begitu” Ucap Ara

“Eiiy, aku tidak mau siapapun menyakiti Sekyung, ataupun menyakitimu!” Ucap Soeun dengan tersenyum . Ara dan Sekyung lalu menghampiri Soeun dan memeluknya dengan erat .

Saranghae Chingu!”

***

“Kau tidak terlambat hari ini, kau juga terlihat lebih bersemangat waeyo? kau dapat lotre?” Kangjoon menggoda Soeun yang baru saja sampai di store dan mengganti sepatunya dengan pentopel yang ia taruh di loker .

Aniya, aku baru saja berbaikan dengan seungho meskipun dia masih jarang menghubungi tapi setidak nya aku tahu alasannya” Jawab Soeun dengan tersenyum

soeun hmm

geurae? Syukurlah kalau begitu, kau bisa kembali kerja dengan benar” Kangjoon lalu mengusap puncak kepala Soeun dan tersenyum

hajjima manajernim! Jaga sikapmu! Jangan sampai orang salah paham” Soeun menangkis tangan Kangjoon dan berlagak galak , menirukan gaya bicara Kangjoon ketika memarahi pramuniaga nya yang melakukan kesalahan . Soeun lalu berjalan menuju spot nya berdiri . Ia sudah siap bekerja dan memasang senyuman .

apa dia sudah datang?”  Soeun melirik ke arah jam, dan juga ke arah ruangan tempat Changwook bekerja .

eiy kenapa aku peduli? Lebih bagus kalau dia tidak datang—“

Pintu Store kemudian terbuka, Changwook berjalan masuk dan Soeun melihatnya berjalan menghampiri Soeun. Mata mereka saling bertemu saat Changwook terus menatapinya .

w-waegeuraeyo Daepyeonim?” Tanya Soeun

Changwook liatin name teg

Name tag mu miring, benarkan” Ucap Changwook , ia lalu berjalan memeriksa product – productnya yang di pajang . Soeun kembali menghela nafas dan lalu membenarkan posisi name tag nya yang sedikit miring .

“Kangjoon-ssi”  Changwook mengambil sepasang sepatu yang di pajang di depan kaca, Kangjoon lalu menghampirinya .

ne daepyeonim”

        “Singkirkan ini” Ucapnya, sambil memberikan sepatu itu pada Kangjoon

“ada apa? Ini masih baru—“

“Terlihat sedikit lecet di bagian depannya” Kangjoon merasa bingung, ia tidak melihat apapun di sepatu yang masih sangat mengkilap itu .

“Lihat ini baik-baik” Changwook menunjuk pada goresan kecil yang ada di depan bagian sepatu itu.

“Aaaah, jaesonghamnida kami akan menggantinya” Kangjoon lalu merunduk untuk meminta maaf meskipun sebenarnya itu hanya goresan yang sangat kecil namun Changwook tidak mau ada sedikitpun kecacatan dalam product yang di pajangnya .

Ah, ada yang ingin aku tanyakan padamu” Lanjut Changwook

“Soal apa daepyeonim?”

        “apakah kau mengenal—“

Belum sempat Changwook bertanya soal Hyebin pada Kangjoon, ponsel kangjoon kemudian berdering .

“Terima saja” Ucap Changwook

ne, aku permisi sebentar” Kangjoon lalu mengambil ponselnya dan menerima panggilan masuk itu . Changwook menggelengan kepalanya dan mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Kangjoon hanya karena Kangjoon lulusan kampus yang sama dengan Hyebin.

ne, noona aku sedang bekerja. Ada apa?” Tanya Kangjoon pada seseorang yang menghubunginya

Mianhae aku mengganggumu, apa nanti malam kau ada acara? Aku ingin dinner denganmu”

        “aaah aku tidak ada acara, baiklah aku akan menjemputmu”  Kangjoon tersenyum

eoh arasseo, aku menunggu di kantor ku yang baru ya, akan ku kirim alamatnya”

        “Ne”

***

Jam kerja Soeun sudah usai, dengan penuh semangat Soeun mengganti pakaian dan sepatunya . Seungho mengajaknya untuk makan malam hari ini.

Manajernim, aku pamit dulu ya!” Soeun melambaikan tangan pada Kangjoon yang baru saja keluar dari ruangannya . Kangjoon hanya tersenyum dan mengangguk, Changwook lalu keluar dari ruangannya dan berpapasan dengan Soeun .

Daepyeonim! Bajumu—“

“Nanti saja, aku sedang sibuk” Changwook terburu-buru pergi keluar, padahal Soeun ingin bilang kalau bajunya masih basah dan di jemur . Ia lalu mengangkat bahu dan berjalan keluar dari Store .

Dengan kecepatan tinggi Changwook memacu mobil hitamnya menuju alamat yang sudah ia dapatkan, tak sabar ingin bertemu dengan Hyebin yang hingga hari ini tidak bisa di hubungi .

Terlihat sebuah bangunan apartemen sederhana kelas menengah, Changwook keluar dari mobilnya dan berjalan menaiki tangga menuju lantai tempat dimana Hyebin tinggal . Ia berdiri tepat di depan pintunya, jantungnya berdegup dengan cepat dan tak sabar untuk memeluk Hyebin ketika pintunya terbuka. Jemari Changwook lalu menekan tombol bel. Satu kali, dua kali, tiga kali dan tidak ada seorangpun yang muncul untuk membuka pintu .

“Apa dia tidak ada di rumah?” Pikir Changwook, ia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk kembali mengubungi Hyebin dan tak ada jawaban apapun . Changwook menghela nafas, ia mengendarkan pandangannya ke sekitar lingkungan apartemen . Di depan pintu tempat Hyebin tinggal terlihat sebuah pot dengan pohon kaktus kecil, Changwook tersenyum mengingat bahwa Hyebin menyukai Kaktus ia semakin yakin bahwa Hyebin memang tinggal disini.

“Yasudah setidaknya aku tahu kau masih di korea, dan tinggal disini. Aku akan menemuimu besok”  Changwook kembali pergi setelah tak ada jawaban apapun dari tempat Hyebin tinggal. Ia kembali memacu mobilnya.

***

gwaenchana , aku sudah sangat sehat . Hanya sedikit shock, tapi untung saja ada yang menolongku”

Di sebuah restoran tempat biasa Soeun dan Seungho makan malam, dengan semangat Soeun menceritakan pengalaman tenggelamnya pada Seungho yang hanya diam . Sedari tadi hanya Soeun yang bercerita, sesekali Seungho mengangguk dan tersenyum namun tatapannya terlihat sedikit berbeda dari biasanya .

“Syukurlah” Tanggap Seungho, hanya itu yang bisa Ia katakana setelah Soeun bercerita panjang lebar . Soeun sedikit kecewa , namun Ia tak mau menunjukan nya . Ia mencoba untuk tetap tersenyum dan mengerti mungkin Seungho terlalu lelah dengan pekerjaanya.

“Bagaimana pekerjaanmu, apakah revisinya berjalan lancar?” Tanya Soeun kemudian

eoh, aku sedang merevisi semuanya . Klien ku memintanya dari awal, hasil rancanganku di acak-acak olehnya” Jawaban Seungho membuat Soeun semakin sedih.

Mianhae aku tidak bisa membantu banyak, keundae aku akan selalu menemanimu . Geuronikka, tetaplah sehat dan jangan terlalu setress. Kalau kau merasa sangat berat kau bisa beristirahat sejenak, atau—“

“Soeun-ah” Seungho memberikan Soeun tatapan yang sangat berbeda, Soeun terdiam dan membalasan tatapan itu.

wae?”

 

        “Uri geumanhaja(kita hentikan saja)”

 

“DEG!”

Sebuah anak panah seperti baru saja menancap di dada Soeun, dan ia tidak percaya Seungho yang melakukannya . Seungho yang mengarahkan anak panah itu untuk membuat hatinya sakit .

 

wae?” Tanya Soeun dengan suara bergetar

soeun seunghoputus

Mianhae”

 

        “Ani, aku tidak memintamu untuk minta maaf” Suara Soeun mulai terdengar lirih, jantungnya seperti ingin meledak. Darahnya mengalir dengan lebih cepat, Ia bahkan menjatuhkan sumpit yang dipegangnya .

“Apa aku melakukan kesalahan?” Tanya Soeun, matanya sudah mengembun dan siap mengeluarkan air mata .

Aniya, ini bukan salahmu . Ini kesalahanku , aku yang tidak bisa menghubungimu, memberimu kabar seperti biasanya karena aku sudah terlalu sibuk sekarang—“

gwaenchana, naneun gwaenchana aku bisa menunggumu aku bisa menemanimu—“

aniya, kau akan semakin terluka” Seungho memotong kalimat Soeun, dan menghancurkan harapannya . Tubuh Soeun terasa sangat lemas, ia kehilangan selera makannya dan juga pikirannya menjadi sangat kacau .

“Kalau kau benar-benar mencintaiku, pasti kau akan berusaha sesulit apapun itu. Kau pasti akan memperjuangkan apapun untukku” Ucap Soeun sambil menahan tangisnya, Seungho hanya diam.

wae? Apa kau sudah bosan denganku?”

Aniya, Bukan begitu—“

“Atau ada yeoja lain?” Suara Soeun sedikit meninggi dari sebelumnya

aniya, aku tidak dekat dengan siapapun . Kau bisa memeriksa ponselku, aku bahkan jarang berkomunikasi dengan siapapun aku hanya ingin fokus pada pekerjaanku” Seungho menaruh ponselnya di meja, seakan mempersilahkan Soeun untuk memeriksa nya .

“Lalu kenapa? Kenapa tiba-tiba ingin putus denganku?” Tanya Soeun lagi

“Aku hanya tidak ingin kau terluka, karena aku sibuk mengurusi pekerjaanku”

“aku tidak mengerti” Soeun menggelengkan kepalanya saat air mata tak bisa lagi di bendungnya .

“Aku tidak mengerti, aku merasa kalau selama ini aku selalu mendukungmu, mendukung pekerjaanmu dan aku tidak pernah mengganggu aktivitas mu. Apakah kau merasa terganggu denganku?”

Aniya—“

        “Lalu kenapa? Seungho-ah, aku tidak pernah menuntutmu untuk selalu menghubungiku atau bertemu denganku’kan? Aku tidak pernah menyuruhmu untuk meninggakan pekerjaanmu demi aku kan? Aku tidak pernah—“

“Sudah ku bilang ini bukan salahmu!” Seungho sedikit menyentak dan membuat air mata Soeun semakin mengalir tak tertahankan.

“Saat denganmu, aku begitu senang . Aku sangat bahagia sampai aku lupa waktu dan tak mau menyentuh pekerjaanku. Semua yang ingin ku lakukan adalah bersamamu, menghabiskan waktu bersamamu, berkencan denganmu, chatting denganmu—“

“Seungho-ah, apa aku pernah meminta semua itu? Aku selalu bertanya padamu, apakah kau sedang sibuk bekerja atau tidak dan jangan memaksakan diri untuk kencan denganku jika kau punya banyak pekerjaan . Aku tidak pernah memaksamu untuk selalu bersamaku sementara kau punya pekerjaan lain, aku tidak pernah begitu”

eoh kau benar, kau memang tidak pernah memaksaku . Tapi aku tak bisa menahan diriku untuk selalu ingin bersamamu” Soeun menarik nafas dalam-dalam ia semakin tidak mengerti apa yang dibicarakan Seungho . Semuanya terlalu berbelit belit dan tidak masuk akal .

“Saat kau bertanya apakah aku ada pekerjaan, aku berbohon padamu. Aku bilang aku tidak ada pekerjaan dan ingin pergi kencan denganmu . Aku berbohong padamu sekalipun kau selalu menyuruhku mementingkan pekerjaanku keundae, aku tidak mau membuatmu menungguku!”

geuronikka, aku ingin kembali fokus pada apa yang aku lakukan tanpa merasa bersalah karena sudah mengabaikanmu”

“Seungho-ah, aku tidak pernah—“

“Sudahlah sekarang kau jalan sendiri saja, aku juga ingin sendirian mianhae Soeun-ah”

seungho putus

Dan kalimat terakhir yang Seungho ucapkan membuat Soeun semakin tak dapat berpikir jernih . Ia merasa dunianya runtuh seketika oleh badai yang tiba-tiba datang di siang bolong, ketika ia merasa bahwa hubunganya dengan Seungho sudah baik-baik saja . Ia tak tahu harus menyalahkan siapa setelah ini terjadi , bahkan Soeun menampari dirinya sendiri , memastikan bahwa ini hanyalah mimpi buruk dan berharap segera bangun dari mimpi yang menyakitkan ini .

***

Traffic light berubah menjadi merah perlahan Changwook menginjak pedal rem nya dan menghentikan mobilnya sebelum zebra cross , terlihat beberapa orang yang berjalan melintas untuk menyebrang . Di ujung penyebrangan jalan Changwook melihat sosok Hyebin, ia memicingkan matanya dan memastikan bahwa dirinya tidak salah lihat . Hyebin kemudian berjalan bersama penyebrang jalan lainnya, ia terlihat sedang memegang ponsel di tangannya .

“Hyebin?” Changwook semakin yakin ketika Hyebin berjalan melewati mobilnya, ia segera mengambil ponselnya dan kembali menghubungi Hyebin .

Hallo? Maaf ini dengan siapa? Kau terus menghubungiku—“ Mata Changwook masih terarah pada Hyebin yang menyebrang sambil menempelkan ponsel di telinga nya

“Jeon Hyebin!” Changwook memutuskan panggilanya , Ia berniat untuk turun dari mobilnya sebelum kehilangan jejak Hyebin namun traffic light sudah berubah menjadi hijau . Mobil di belakang Changwook kemudian menyalakan klaksonya dan membuat Changwook terpaksa harus melaju, ia kemudian menepikan mobilnya . Berlari ke arah penyebrangan jalan dan melihat sudah tidak ada lagi Hyebin disana.

“Hyebin-ah , kemana dia”  Changwook terus mencari sosok Hyebin diantara banyak nya orang-orang yang berlalu lalang namun nihil, ia tak menemukan apapun dan kembali harus menelan kekecewaan.

***

Kemudian hujan turun perlahan, sedikit demi sedikit basahanya membasahi semua benda yang ada di Seoul malam itu . Langit malam seakan tak memberi pemberitahuan bahwa hari ini ia akan menurunkan tetesan air hujan. Langkah kaki Soeun berhenti, ia membiarkan air hujan menetes membasahinya saat orang-orang berlarian mencari tempat berteduh.

Rasanya dingin, aku tidak pernah merasakan dingin seperti ini sebelumnya. Kenyataan menampar pipiku keras-keras, memukul hatiku dan merobek kebahagiaan yang ternyata hanya sementara . Aku tak habis pikir, aku tidak mengerti, dan begitu banyak pertanyaan berkeliaran di kepalaku. Haruskah aku menemuinya lagi? Kembali meminta penjelasan sebenarnya soal mengapa ia menjadi sedingin ini?

        Sedikitpun tak pernah terpikir jika Seungho, lelaki yang sangat mencintainya akan meninggalkan Soeun dengan cara seperti ini . Potongan gambar kenangan mereka yang sempat terekam kembali menyapa pikiran Soeun . Senyuman manis Seungho dan semua janji manis nya kembali teringang di telinganya .

Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, apapun yang terjadi”

        “kau adalah tujuanku”

        “Aku sangat mencintaimu” Seungho tersenyum menatapi Soeun

aniya, aku yang lebih mencintaimu”

Aniya, aku! Pokoknya aku yang lebih lebih lebih mencintaimu”

        “Eiiiy kau ini, mengalah saja”

        “Aniya, aku tidak bisa mengalah soal ini. Kau harus tahu kalau aku mencintaimu lebih dari apapun”

        Dadanya terasa semakin sesak ketika kembali mengingat semua hal yang Seungho katakan padanya. Dan bagaimana mungkin, bagaimana bisa ia meninggalkan Soeun setelah semua yang ia katakan . Bagaimana bisa ia berubah begitu derastis setelah berhasil membuat Soeun jatuh cinta dan sembuh dari sakitnya.

Seseorang pernah bilang, Tuhan hanya mengambil orang-orang yang tidak baik untuk kita dan menggantinya dengan yang terbaik. Setelah di pisahkan dengan yang tidak benar, kita akan bertemu dengan seseorang yang benar. Setelah tersakiti, akan ada hati lembut yang menyayangi dengan sepenuh hati. Ku pikir itu adalah dirimu, kau berhasil membuatku kembali percaya setelah Woobin mencabik cabik perasaanku. Kau berhasil membuatu lupa bahwa aku pernah sangat dibuat sakit oleh yang namanya cinta .

        Lalu kenapa, kenapa aku kembali di pertemukan dengan orang yang tidak benar

        Changwook menatap ke arah langit,ia masih di dalam mobilnya yang menepi di pinggir jalan . Ia menarik nafas dalam-dalam setelah kehilangan jejak Hyebin, ponselnya mati dan tak bisa menghubungi Hyebin saat ini .

Bodoh, memang aku yang bodoh. Bagaimana bisa aku sebodoh ini? Mempercayai janji manis para lelaki . Aku bahkan pernah mengalami hal ini sebelumnya, tapi kenapa aku tetap percaya pada mereka? Kenapa aku membiarkan diriku kembali disakiti . 2 kali terluka sudah cukup membuatku cukup menderita, tidak butuh waktu sebentar untuk bisa sembuh dan kembali hidup normal. Lalu sekarang kenapa aku harus kembali mendapatkan Luka . Kenapa?

        Soeun benar-benar tak bisa melanjutkan langkah kakinya, ia terus menangis menahan rasa sakit yang kini menerjam nya.Bahunya naik turun, menahan jantungnya yang ingin meledak . Air mata terus mengalir dengan deras, bersama hujan yang turun.

eoh? Bukankah itu?” dari dalam mobil Changwook melihat seorang perempuan tengah berdiri  mematung dan membiarkan dirinya basah kuyup karena Hujan .

“Sepertinya kau suka sekali dengan keadaan basah” Soeun mendongakan kepalanya, saat merasa tetesan hujan tak lagi mengganggunya . Ia melihat Ji Changwook sudah berdiri di depannya , memegang payung untuk melindungi Soeun dari tetesan air hujan.  Soeun segera membuang muka, ia mengusap pipinya dan menyembunyikan wajah menyedihkannya .

ji payung

“Kimbap, sedang apa kau? Shooting drama?” Tanya Changwook

D-daepyeonim kenapa kau disini” Suara Soeun terdengar bergetar, Changwook mengamati wajah Soeun yang terlihat tidak baik-baik saja .

“Kau—“

Aniya! Aku tidak menangis, pipiku basah karena air hujan . Aku tidak menangis” Bantah Soeun , ia lalu berusaha menunjukan senyumannya . Changwook terdiam dan terus memperhatikan wajah Soeun .

jinjjayo, aku tidak menangis . Ini air hujan” Lanjut Soeun dengan meyakinkan Changwook . Kembali teringat saat Changwook menangis dan menyangkal , mengatakan pada Soeun bahwa matanya kemasukan debu .

gereom , aku permisi dulu—“ Soeun melangkah untuk menghindar , namun Changwook menarik tangannya dan membuat Soeun tak lagi bergerak .

gwaenchana?” Tanya Changwook kemudian, air mata semakin ingin menerobos keluar saat Soeun mendengar pertanyaan itu . Ia lalu mengangguk dengan yakin

ne, gwaenchanayo—“

        “aniya, neon angwaenchana” Tak dapat lagi menahan air matanya, Soeun kemudian menundukan kepalanya dan membiarkan air mata itu menjebol bendungannya. Changwook masih menggenggam pergelangan tangan Soeun, ia lalu menarik Soeun dan mendekapnya ke dalam pelukan.

“Sepertinya kau terkena flu, hidung mu merah—“

eoh, flu ini sangat menyebalkan . Sampai aku sesak dan tidak bisa bernafas” Ucap Soeun, setelah Changwook menarik tubuhnya . Soeun bersandar pada dada nya, tangannya menggantung begitu saja ia lalu merasakan Changwook mengusap punggungnya pelan.

“Yasudah menangis saja, orang bilang menangis saat flu bisa membantumu sedikit lega”

eoh, aku menangis karena flu jinjja karena—“

“Sudah diam jangan banyak bicara,menangis saja” Changwok menepuki punggung Soeun perlahan . Ia merasakan tangis Soeun semakin menjadi , tangannya lalu memeluk tubuh Changwook dengan sangat erat . Soeun tak bisa lagi mengatakan apapun ia hanya merasakan hatinya seperti tengah di tusuk berkali-kali . Rasanya sangat sesak hingga ia sulit untuk bernafas , bahkan untuk membuka mata sedikitpun.

Aku selalu berakhir seperti ini, aku benci kehidupanku yang menyakitkan ini. Aku sangat membencinya. Bolehkan aku pergi saja? Lagipula tidak ada yang peduli jika aku pergi. Tidak ada yang peduli.

 

TBC


17 respons untuk ‘EX-BOYFRIEND LIST

  1. Wach daebak,q suka ama alur cerita bagus dan menarik serta gk monoton.
    Jujur ini ff terpanjang yg pernah q baca,tapi alur cerita sgttt menarik. Q jdi gk sabar buat baca lanjutan ya,klau bisa jgn lama” ya. Hehehe

    Suka

  2. Puas banget bacanya hehehe ceritanya menarik kasian sso kayaknya 3 cewe itu belum menemukan laki2 yang pas. Semoga changwok adalah orang yang pas buat sso nantinya next ditunggu

    Suka

  3. ternyata kehidupan percintaan changwook lbh menyedihkan dr soeun…soeun walaupun diputusin seung ho tp bukan karena ada seseorang yg lain dikehidupanny melainkan karena seung ho tdk ingin membuat soeun lbh terluka lagi karena kesibukan seung ho,tp ttp yah aku ada rasa kesel.y sm dia *sedikit* padhl soeun sangat mencintai dia bgitupun seung ho.ya ampun greget sm seung ho.kaya.y kang jun ad rasa ke soeun hahaha..
    Changwook soeun sama2 gengsian,mrk ga mau ditau sedang nangis..wkqkqk *gak gak aku ga nangis kok* lucu hhahaha.
    Changwook punya panggilan khusus ke soeun *kimbab* 😀 :v changwook kek.y perhatian bgt kesoeunny sampe2 rela nyebur kedanau nyelametin soeun…ehhh dikasi napas buatan pula..ouchh :v
    last line sungguh bikin baver ahhh suka bgt..changwook melukin soeun dibawah hujan eaaa
    Pokok.y suka suka dipake banget sm ni ff…>< next chapt.y tolong jangan lama2 yakkkkkk :-* :-*

    Suka

  4. Changwook jd pnyelamat soeun lgi untg aja soeun pny bos yg mski trkesan sombong&perfect tp sbnrny pnyayang&pnuh prhtian,,yg sbar ya sso pst kbhgiaan sejati akn segera mnghampiri brskit skt dhulu brsng sng kmudian,, ttp smgt,,update soon gomawo

    Suka

  5. Hallo dek…kita temenan di ig lama aku lho, prnh cuap2 jg sih tp dah lama bgt. Semalam aku cari2 WP kamu eh ketemu lgs baca dech, meski komen baru skrg. Suka dgn gaya penulisannya, masalah ngga hanya di center castnya, pokoknya tetep semangat nulis ya dek…salam sayang

    Suka

Tinggalkan komentar